Akhir bulan Oktober sampai awal November, kami melakukan perjalanan ke Bangkok dalam rangka anniversary yang keempat. Kalau diurut-urut, begini perjalanan yang kami lakukan untuk memperingati hari jadi:
- 2014: Gili Trawangan & Lombok
- 2015: Cebu, Filipina
- 2016: Ho Chi Minh, Vietnam
Dan tahun 2017 ini, Bangkok demi alasan praktis: mau menghabiskan Asia Tenggara dulu yang nggak ribet harus siapin visa.
Perjalanan kali ini lumayan panjang. Total 8 hari, jadi mohon maklum kalau tulisan seri ini terasa panjang ya!
Baiklah. Mari kita mulai dengan hari pertama.
Kami menempuh rute Jakarta-Kuala Lumpur, lalu transit sekitar lima jam sebelum lanjut ke Bangkok. Mengapa? Demi tiket murah pastinya. Itupun belinya ngeteng dulu, kebetulan saja ada promo di Tiket.com dan Reservasi.com.
Dari Jakarta ke Kuala Lumpur, kami naik Malindo Air. Maskapai ini termasuk favorit kami, karena harganya yang murah namun pesawatnya nyaman dan sudah termasuk free baggage.
Di KLIA, kami melewatkan waktu seperti biasa dengan makan dan ngopi, lalu ambil KLIA Transit untuk menuju KLIA2 karena kami akan melanjutkan perjalanan dengan AirAsia.
Apes, sebelum masuk ke departure area, ada pemeriksaan dan koper kami dianggap melebihi ketentuan untuk bagasi yang bisa ditenteng (maksimal 7 kg). Sepanjang ingatan, dari dulu nggak pernah dicek deh soal cabin baggage. Yasudah, dengan berbesar hati saya membayar bagasi yang pastinya jauh lebih mahal daripada beli bagasi online. Tekor sekitar 300-400ribu dah!
Sore hari kami tiba di Don Mueang Airport, Bangkok. Airport ini termasuk airport tertua di dunia dan di asia. Jelas, nggak semegah Suwarnabhumi Airport. Don Mueang Airport (Airport Code: DMK) dikhususkan untuk low-cost airlines. Malah sejak 2015, DMK dikenal sebagai airport terbesar untuk low-cost carrier. Meskipun begitu, ya biasa aja sih airportnya, nggak semegah Terminal 3 Ultimate pastinya.
Kami sudah memesan Baiyoke Sky Hotel jauh-jauh hari. Lumayan, dapat free airport transfer. Private lagi. Dari DMK ke Baiyoke Sky makan waktu kurang lebih 45 menit menggunakan mobil sedan (lupa merknya apa hahaha).
Mengapa memilih Baiyoke Sky Hotel? Hotel ini lokasinya cukup strategis, dekat dengan Pratunam alias dekat dengan pusat pertokoan. Pun, tinggal jalan kaki ke BTS (yang adalah percuma karena ternyata kami nggak pernah pakai BTS alias commuter line-nya Bangkok).
Lobby hotel ramai saat kami check-in. Sepertinya banyak wisatawan yang memilih hotel ini karena harganya yang relatif murah dan lokasi yang cukup strategis.
Kamar yang kami tempati cukup luas (dapat free upgrade) dan lumayan dapat surprise berupa tebaran bunga ala honeymooner di kasur dan di bath tub, plus cake mungil beserta fruit platter.
Setelah mandi dan menikmati free welcome drink, kami memutuskan cari makan malam di luar. FYI lokasi di sekitar Baiyoke Sky ini lumayan padat dikelilingi pertokoan. Karena malas mikir dan perut sudah meronta, nggak ragu lagi kami menjatuhkan pilihan untuk makan di… KFC.
Nggak istimewa lah ya makan di KFC. Yang jelas rasanya beda dengan KFC Indonesia. Jauh lebih nikmat KFC di Indonesia (tapi masih lebih enak lagi KFC di Cebu!).
Setelah makan malam, masa’ iya kami menghabiskan waktu di kamar saja? Berbekal browsing rekomendasi sana-sini, akhirnya kami naik Grabcar ke salah satu pasar malam yang konon hits banget: The New Rot Fai Market Ratchada.
Night Market yang ini letaknya di belakang Esplanade Mall. Kami sempat blusukan dulu di Esplanade Mall dan lumayan sih, banyak barang lucu-lucu. Para penggemar Totoro dan Ghibli pasti suka melihat pernak-pernik seperti foto di bawah ini.
Berhubung masih malam pertama, kami menahan diri dari godaan membeli barang apapun. Dari Esplanade Mall, sempat kebingungan untuk mencari tahu di mana Rot Fai Market itu. Ternyata nggak susah, tinggal keluar dari pintu samping belakang trus ketemu deh!
Seperti layaknya night market yang menjamur di Bangkok, Rot Fai Market menyediakan bermacam stand dengan beragam jualan. Mulai dari dessert, es krim, makan besar, sampai kios baju, asesoris dan you name it deh!
Satu area Rot Fai Night Market didominasi oleh bar dan restoran. Banyak juga yang menyediakan live music. Asik banget dah setelah capek belanja, lalu nongkrong sambil ngebir.
Berhubung niat kami cuma cek cek ombak, Rot Fai Night Market hanya kami nikmati selintas lalu. Niatnya, kami bakal kembali lagi biar lebih total untuk menikmati berbagai makanan yang tergelar di night market ini.
Puas jalan keliling night market, kami pun pulang, tetap dengan menggunakan transportasi andalan: Grabcar. Bersiap untuk beristirahat dan menikmati Bangkok di hari-hari selanjutnya. Karena kami tipe turis yang tidak senang terkekang oleh itinerary yang kaku, patokan kami dalam Bangkok Trip kali ini hanyalah beberapa tempat yang wajib kami kunjungi. Salah satunya: Hell Garden.
Pantau terus yak untuk trip kami di hari-hari selanjutnya!
2 Responses
naik grab car dari baiyoke sky ke esplanade mall itu sekitar berapa thb ka? thanks!
Saat itu THB 100 dari Baiyoke Sky ke Esplanade Mall, harga normal nggak pakai diskon macem-macem 🙂