Saatnya melanjutkan tantangan 30 Days Movie Challenge. Di hari ketiga ini, saya akan berkisah tentang Guardians of the Galaxy sebagai film action favorit saya. Well, kalau menurut IMDB sih, genre film ini adalah action, adventure and fun.
Saya sebenarnya nggak begitu demen nonton film action. Karena yang namanya action, pasti ada reaction. Eh. Maksudnya, pasti ada adegan berantem dan kemudian berdarah-darah.
Hati saya terlalu lembut untuk itu.
Jadi agak susah untuk memilih film mana yang layak saya nobatkan sebagai film action favorit saya.
Lalu saya teringat film ini.
Yang sebenarnya nggak saya tonton di bioskop sih, melainkan nonton lewat tv kabel.
Soalnya bener, saya nggak demen nonton film action. Dan masa’ iya saya harus menulis tentang Deadpool atau DPO? (Iya, saya nonton DPO! Cerita menyusul deh.)
Jadi gapapa ya, sah ‘kan saya menulis tentang Guardians of the Galaxy ini? Sah? Sah!
Awalnya saya nggak ngeh kalau ini film bagus. Saya pikir yah paling-paling film sci-fi petualangan antar galaksi yang dipenuhi karakter dan makhluk aneh-aneh. Dan dengan rating PG-13, pastinya cukup aman buat saya yang jelas sudah melampaui usia 13 tahun. (Jelas banget itu mah!)
Ya, kalau karakternya sih memang aneh-aneh sih. Lihat aja posternya di atas.
Sinopsisnya sebagai berikut.
Dalam Guardians of the Galaxy, Peter Quill yang menyebut dirinya sebagai Star-Lord membentuk aliansi yang tak mudah dengan Gamora, Rocket, Drax dan Groot. Mereka melakukan pelarian setelah mencuri suatu bola mustika (orbs) . Tapi ketika Quill menemukan kekuatan sejati dari bola tersebut dan ancaman yang dibawanya untuk alam semesta, ia pun akhirnya harus menghimpun kekuatan bersama nasib untuk keseimbangan galaksi.
Film ini dirilis tahun 2014. Nggak saya duga, di IMDB mendapat rating 8.1 dan di Rottentomatoes mendapat nilai 91%.
Bagusnya rating film ini, menurut saya, dikarenakan jalan cerita yang “ajaib”, banyaknya karakter yang juga “ajaib” dan kuat, dan juga didukung oleh bendera Marvel Comics. Kalau soal teknologi, nggak ada keistimewaan sih, jaman sekarang mah sudah lazim properti dan efek yang digunakan dalam film ini.
Sebagai penikmat film yang apa adanya, yang nggak peduli siapa aktor/aktrisnya (kecuali kalau Winona Ryder, baru deh saya peduli) dan bahkan nggak ngeh apa itu Marvel Comics, saya menilai Guardians of the Galaxy sangat menghibur.
Favorit saya, sebagaimana jutaan umat lain, adalah Groot. Dia adalah sejenis tumbuhan berjalan, dengan kemampuan komunikasi yang amat sangat terbatas, namun terbukti merupakan sekutu yang handal.
Nonton film ini nggak perlu mikir. Cukup duduk diam mengunyah popcorn, kita bakal terpantek pada jalannya cerita.
Dan tahu-tahu, film sudah berakhir. Dengan penutup cerita yang keren dan masuk akal.
Ya. Gitu aja sih kalau buat saya.
Nggak perlu moral story atau message yang berlebihan. Yang penting, terhibur.
BTW, Guardian of the Galaxy 2 bakalan rilis tahun depan loh! Saya harus sempatkan untuk nonton di bioskop! Biar penghayatan kalau pas menulis movie review begini, bisa lebih dalam dan tuntas.
Besok, tantangan hari keempat ya! Dan ini, teaser trailer Guardian of the Galaxy 2. Enjoykanlah!