Bulan Agustus 2018, Indomie meluncurkan varian baru yaitu Mie Keriting Goreng Rasa Telur Asin alias Curly Fried Noodle Salted Egg yang biasa masyarakat sebut dengan Indomie Goreng Salted Egg. Kekinian ya, nggak mau kalah, semua-mua di-salted-egg-in, jadi mengapa tidak untuk Indomie?
Seperti biasa, masyarakat pecinta Indomie terbagi menjadi tiga kubu:
- Yang suka baik yang biasa aja sukanya maupun yang pake banget
- Yang biasa-biasa saja, netral
- Yang nggak suka baik yang biasa aja nggak sukanya maupun yang pake banget
Kita kesampingkan dulu masalah Indomie Goreng Salted Egg, karena saya malah jadi tertarik membedah perihal Indomie atau keberadaan mie instan di negeri Indonesia tercinta ini.
Masa kecil saya – saya yakin sama seperti kebanyakan masyarakat Indonesia – tak bisa lepas dari Indomie. Kenangan masa kecil yang tersaji di ingatan adalah bagaimana Ibu memasak sepanci besar Indomie rebus (atau Supermi atau Sarimi), ditambah kol, wortel, bakso dan beberapa bumbu tambahan lain. Sungguh sedap, apalagi jika disantap pas hujan (tapi nggak sambil hujan-hujanan ya, jelas itu).
Dan tak jarang, kami makan mie instan bersama nasi. Satu kebiasaan yang setelah saya dewasa ternyata aneh. Masa’ karbo dimakan pake karbo. Tapi ya gitulah Indonesia jaman dahulu. Sederhana aja mikirnya. Empat Sehat Lima Sempurna. Nggak cem generasi sekarang yang pusing banget mikir komposisi yang pas buat makan.
Eniwei, makan mie instan pakai nasi, ternyata dianjurkan oleh Indomie sendiri lho! Berikut tampilan iklan Indomie Goreng tahun 1988. Di situ tercantum “Lezat disantap sebagai lauk atau untuk hidangan selingan.” Ya nggak salah dong kalau dimakan sama nasi, ‘kan dianggap sebagai lauk.
Oya, soal mie goreng, saya termasuk aliran yang mewajibkan bahwa mie goreng itu adalah mie yang digoreng! Meskipun Indomie bilang itu mie goreng tanpa perlu digoreng, bagi saya adalah wajib untuk menggoreng Indomie (saya sih suka Mie Sedaap kalau untuk varian mie goreng ya) yang sudah diaduk bersama bumbunya.
Bicara soal mie instan, tahukah kalian siapa pencipta mie instan ini? Adalah seorang Momofuku Ando, warga Jepang kelahiran Taiwan, yang setelah melewati berbagai cobaan hidup akhirnya meluncurkan mi instan pada tanggal 25 Agustus 1958. Ia punya visi menciptakan mie kering yang cukup hanya diseduh air panas sebelum disajikan. Praktis.
Mie instan karya Ando di bawah naungan perusahaan Nissin, langsung populer, dan akhirnya merambah Indonesia. Bulan April 198, berdiri PT Lima Satu Sankyu sebagai perusahaan yang memproduksi Supermie, yang merupakan perusahaan patungan dengan Sankyu Shokushin Kabushiki Kaisha dari Jepang. (Sumber: Tirto.id)
Supermie, Sarimi dan Indomie adalah jenama mie instan pertama-tama di Indonesia. Kesuksesan Indomie akhirnya membuat orang Indonesia lebih cenderung menyebut “Indomie” sebagai pengganti kata mie instan.
Kembali pada varian terbaru yang diluncurkan Indomie yaitu Indomie Goreng Salted Egg, netizen menyebut bahwa cara masak yang keliru menyebabkan rasa varian ini menjadi tidak lezat. Bahkan ada yang bilang, bau macam karet terbakar. Atau, rasa yang nggak enak melekat di lidah sampai berjam-jam lamanya. Macam kenangan dengan mantan aja ya, rasanya susah hilang meskipun udah tahu itu rasa nggak enak!
Sementara para pecinta rasa baru ini bersikukuh bahwa dengan mengikuti cara penyajian seperti tertera di bungkusnya, dijamin rasanya bakalan enak! Salah satu yang pertama kali memopulerkan fakta ini adalah Marco Harlian di status akun Facebook-nya, yang akhirnya di-share ribuan kali.
”Sebelum ke penilaian, kita harus tahu petunjuk di kemasan bahwa mie diaduk dengan bumbu pasta & cabe terlebih dahulu.”
”Kemudian bubuk salted egg-nya yang paling terakhir. Itupun hanya DITABURKAN saja, bukan diaduk. Kebiasaan orang klo bikin Indomie adalah hajar semua bumbunya kemudian mie diaduk.”
”Rasanya cukup mencengangkan, gw sampai gak percaya kalau rasanya berubah drastis jadi enak. Yes, kalian gak salah baca.”
”Gak ada sedikitpun bau karet/rambut terbakar namun perlu gue akui klo rasa bumbu salted egg-nya sedikit kurang berkarakter rasa asin-nya tapi nggak sampai mengkhawatirkan. But overall rasanya enak.”
”Kesimpulan: simple, ikuti aja petunjuk di balik kemasan and you will get the real taste!”
Beruntungnya saya punya pacar yang pinter masak, jadi soal Indomie Salted Egg ini, dia masak sesuai saran penyajian dan hasilnya pun oke. Nggak ada itu bau yang bikin eneg atau rasa yang melekat di lidah maupun kerongkongan. Saya sendiri tidak membenci Indomie Salted Egg, meski tidak juga jatuh cinta banget pada rasa baru ini. Sesekali bolehlah saya makan varian ini apabila sudah bosan dengan rasa yang telah ada.
Bagaimana dengan kamu, sudah mencoba? Suka, tidak suka, atau biasa saja?