Gaya Hidup Minimalis: Belajar dari Para Tokoh Minimalisme
Beberapa kali saya menulis tentang gaya hidup minimalis yang saya terapkan. Kali ini, saya ingin membahas minimalisme secara lengkap. Ini adalah tulisan ketiga dari 3 bagian.
Beberapa kali saya menulis tentang gaya hidup minimalis yang saya terapkan. Kali ini, saya ingin membahas minimalisme secara lengkap. Ini adalah tulisan ketiga dari 3 bagian.
Beberapa kali saya menulis tentang gaya hidup minimalis yang saya terapkan. Kali ini, saya ingin membahas minimalisme secara lengkap. Ini adalah bagian kedua dari 3 bagian.
Beberapa kali saya menulis tentang gaya hidup minimalis yang saya terapkan. Kali ini, saya ingin membahas minimalisme secara lengkap. Ini adalah bagian pertama dari 3 bagian.
Kembali ke akar sebagai seorang minimalis. Hidup terasa lebih ringan.
Awal-awal blog ini rilis, saya sering menulis tentang minimalisme. Tapi tahun-tahun belakangan ini, terus terang saya sudah tidak begitu minimalis lagi. Banyak alasan dan cerita
Disclaimer: Tulisan ini sebenarnya sudah siap di awal Oktober 2020, tepat ketika saya bereksperimen menjadi gelandangan bermartabat saat pandemi. Tapi karena menjaga perasaan teman-teman dan kekasih saya dan orang-orang yang sayang sama saya, akhirnya tulisan ini tertunda penayangan. Akhirnya saya terbitkan sekarang, sekadar untuk rekam jejak saja.
Urban retreat buat healing ala anak masa kini nggak perlu jauh-jauh. Menginap di Bobobox sudah bisa merilis stres kehidupan dan kembali segar!
Sudah bertahun-tahun saya terpikat dengan gaya hidup minimalis, apalagi sejak singgah di blog Leo Babauta, www.zenhabits.net. Rasanya nyaman gitu, hidup tanpa beban berlebih, baik beban
Seorang teman jatuh sakit. Seorang teman lain bertanya: “Kok bisa? Badan segede itu?” Dan jawab saya cuma: “Bisalah. Dia juga manusia.” Puji Tuhan, saya jarang
Kata ‘minimalis’ sering bersandingan dengan ‘hemat’ (= frugal) dan ‘hidup sederhana’ (= simple living). Dan ternyata, banyak kaum minimalis yang lebih suka disebut menganut paham living simple.
Pengalaman jadi penimbun barang meski nggak parah-parah amat. Hidup sudah berat, jangan dibikin makin berat dengan timbunan barang.
Saya bekerja dari jam sembilan pagi sampai jam enam sore. Officially. Pada kenyataannya, saya sering tiba di kantor jam delapan, dan pulang jam sepuluh
Kenapa musti heran? Coba googling kata kunci “hidup tanpa televisi” dan ternyata banyak banget yang pilihannya sama dengan saya. Rata-rata menambahkan hidup yang lebih tenang, bebas dari bombardir iklan, meski harus diakui nggak nyambung bila topik obrolan kebetulan tentang gosip yang lagi hangat di televisi.
Kalau dipikir-pikir, berapa banyak sih baju yang kita perlukan? Tentu, apabila mengikuti trend, akan sangat tak terbatas keinginan kita. Tapi kita cuma punya 7 hari dalam seminggu, 31 (atau 30) hari dalam sebulan, 365 (atau 364) hari dalam setahun.