Pertanyaan:
Siapakah orang yang menghancurkan hidupmu? Kenapa?
Jawaban saya:
Diri saya sendiri. Saya pernah kuliah di salah satu universitas favorit, sebut saja UGM, tapi saya nggak sampai lulus karena tergila-gila main catur. Saya pernah menjadi juara catur nasional, tapi nggak naik kelas karena mental saya belum cukup kuat (maklum, anak muda).
Mengundurkan diri dari UGM karena bisa transfer ke salah satu universitas swasta di Jakarta, dan dapat beasiswa atlet. Akomodasi sudah siap, nebeng gratis ke temen saya. Pekerjaan sambilan sudah disediakan. Semua sudah beres diuruskan teman-teman baik saya. Elhakok saya berpikir kayaknya saya nggak bisa nih hidup di Jakarta. Akhirnya lari ke Bali, luntang-lantung (literally luntang-lantung) selama setengah tahun.
*****
Blog saya pernah menarik perhatian sampai ada komentar masuk dari salah satu produser acara tv yang hendak mengundang saya untuk jadi narasumber. Tapi karena saya jarang cek komentar di blog, akhirnya kesempatan itu terlewatkan.
*****
Setelah berkenalan dan korespondensi dengan chief editor salah satu tourism online magazine terkemuka di Asia, saya ditawari untuk menulis satu kolom tapi saya tolak karena saya merasa Inggris saya belum begitu bagus untuk menulis (padahal mah iyain aja ya, pakai ghostwriter dulu sembari belajar kan bisa).
*****
Dan banyak kesempatan yang saya hancurkan hanya karena saya (dulu) adalah pemalas, tidak konsisten, manja, terlalu menuruti emosi, kurang persistent. Pokoke self-sabotage at its best lah.
Puji Tuhan yang Mahabaik, akhir tahun ini saya mendapat satu kesempatan lagi. Saya nggak mau mengulang kesalahan yang sama.
Kalau mau nimbrung diskusi, silakan langsung cuss ke Quora.