Tidak terasa sudah sebulan berlalu sejak posting saya terakhir tentang sharing economy. Seperti biasa, kesibukan kerja plus kemalasan dan segudang alasan, menjadi penyebab saya mandeg menulis. Memalukan, ya? Iyain aja.
Seperti biasa pula, banyak ide yang muncul di benak, namun ide taklah berarti apa-apa apabila tidak dieksekusi. Itulah kelemahan saya. Manusia sejuta ide yang lemah di bagian eksekusi.
Nah, kemarin-kemarin saya blogwalking ke berbagai blog. Mencermati linimasa akun media sosial saya. Hasil dari jalan-jalan dan pencermatan sekilas itu menimbulkan sesuatu yang mengganjal hati saya.
Apakah itu?
Jadi begini….
Sepengamatan saya, ada beberapa hal tercela yang sering dilakukan oleh blogger. Entah itu blogger pemula (yang nggak tahu konsekuensi dari tindakannya), ataupun blogger kaliber mastah.
Apakah itu?
Lah kok nanya lagi.
Ini beberapa temuan saya tentang hal tercela yang sering dilakukan oleh blogger:
- Copy paste karya orang lain.
Yang namanya menjiplak, nggak cuma di dunia blog, di mana pun pasti tercela adanya. Herannya, ada saja blogger yang merasa nggak berdosa untuk menjiplak tulisan blogger yang lain. Baik secara keseluruhan, maupun mengutip sebagian besar tanpa mencantumkan sumber. - Bikin judul bombastis yang bisa saja tidak menipu namun bisa menyesatkan.
Sebenarnya nggak cuma blogger saja, malahan bisa jadi blogger menipu perilaku ini dari koran kuning alias koran yang menjual sensasi doang. Memang, judul artikel harus semenarik mungkin agar yang membaca judul tertarik untuk membaca artikel secara lengkap. Namun, jangan sampai keterlaluan sehingga judul jauh dari isi. Misalnya posting berjudul: “Dapat USD 1,000 dari Adsense Dalam Waktu Seminggu!”, setelah dibaca ternyata isinya trik-trik biasa yang sudah banyak beredar di pasaran, dan pastinya tidak menjamin pembaca untuk mendapat USD 1,000 dari Adsense bahkan dalam waktu 10 tahun. - Menggunakan foto orang lain tanpa mencantumkan sumber.
Blogger yang melakukan ini antara belum tahu bahwa ada yang dinamakan copyright, atau ndableg cuek bebek nyomot foto orang dan dipasang tanpa mencantumkan sumber. Kalau yang dipakai adalah foto yang berlisensi bebas dan boleh digunakan tanpa kita mencantumkan sumber, gak masalah, seperti banyak foto yang saya pakai di blog ini yang free copyright. Lah kalau foto itu jelas-jelas tidak boleh digunakan baik untuk keperluan komersial maupun non-komersial tanpa seijin pemilik?! Kok ya ndableg dipasang gitu aja. - Berbagi tautan di medsos yang menyesatkan.
Ini tercela banget sih menurut saya. Kalau nomor 1 atau 3 di atas bisa saja dilakukan oleh newbie yang belum paham, kalau nomor 4 ini jelas-jelas dilakukan secara sadar. Contohnya bisa dilihat di screenshot tentang satu link di Facebook berikut ini.
Banyak yang tertipu mengira isi artikel dari link tersebut adalah mengenai Agnez Mo dan Saputra Wijaya (siapakah Saputra Wijaya itu, saya ndak kenal ya). Ternyata, apabila kamu klik link yang tertaut di sana, isi dari artikelnya adalah cerita yang nggak ada sangkut pautnya dengan Agnez Mo. Pun, bukan cerita orisinal karena itu cerita yang sudah banyak beredar di medsos dan hanya di-copy paste begitu saja. Duh. - Memalsu tautan di iklan Facebook.
Ini pernah saya temui di Facebook. Sebuah iklan mampir ke newsfeed saya dengan tautan tercantum satu media online ternama. Ketika iklan saya klik, larinya ke blog abal-abal. Asem banget. Tapi saya sih yakin iklan begini nggak akan tahan lama karena bakal banyak yang report.
Nah, mengapa masih banyak blogger yang melakukan hal tercela di atas? Semua tujuannya satu: mendulang trafik sebanyak-banyaknya. Nggak peduli setelah itu pembaca kecewa, ngomel-ngomel di kolom komentar, dan bertekad nggak akan datang lagi. Yang penting, trafik tinggi dan itu bisa jadi jaminan untuk menghasilkan dolar.
Jadi, para pembaca yang budiman, ketika kelak mendapati berita bombastis berseliweran di media sosial, tengoklah dulu link yang tercantum di sana. Kalau bau-baunya nggak profesional ataupun situs abal-abal, abaikan saja. Jangan di-share, kesenangan mereka dapat trafik dari share kalian.
Saya sendiri, mending puasa posting sebulan daripada copy paste karya orang atau melakukan hal-hal tercela nan tidak etis seperti di atas.
Tapi ya, mending sering-sering posting sih daripada puasa, ya ‘kan? Iya deh.
2 Responses
Mbak aku mandek nulis, padahal ide banyaak..
la terus piye iki ?
Sing penting tetap semangat mas hahaha. Atau:
1. Bayar orang buat nulis, bahasa kerennya mempekerjakan content writer
2. Mungkin pertanda kurang liburan?
3. Tidur ae ben seger hahaha