Hari terakhir di tahun 2013. Seperti biasa, kalimat pertama yang melintas di benak saya adalah: “Time do flies.”
Dan saya masih begini-begini saja.
Well, sebenarnya nggak begini-begini saja sih. Tahun 2013 memberi banyak pelajaran dan warna bagi perjalanan saya.
Saya dua kali pindah kerja. Meninggalkan Jakarta dengan hati remuk karena pertentangan yang nggak termaafkan dengan atasan saya, kembali ke Bali untuk bergabung dengan perusahaan tempat saya berkarir sedari awal hingga tahun 2009. Niatnya sih mau balik for good, apadaya karena alasan yang nggak bisa saya sebutkan di sini, 1 November saya sudah pindah lagi. Sejauh ini saya merasa betah, merasa beruntung sekali bisa bergabung dengan perusahaan yang sekarang ini. Namun saya juga nggak akan lupa jasa mantan atasan saya yang mau menerima saya meski saya keluar lagi (sampai tiga kali).
Tidak seperti tahun 2012, di tahun 2013 hanya dua kali saya bepergian. Perjalanan pertama bersama teman karib saya, ke Hongkong dan Macau. Perjalanan kedua dalam rangka business trip mengunjungi kantor Taipei. Rencana perjalanan ke Penang batal karena setelah saya kembali ke Bali, terus terang finansial saya nggak sekencang dahulu. Melayang deh tiket promo AirAsia, baik yang JKT-PEN-JKT, maupun yang murah meriah JKT-SRG-JKT.
Bicara soal finansial, tahun 2013 ini grafik saya naik turun nggak terduga. Puji Tuhan, karir saya di tempat baru memberikan kelegaan bagi kondisi finansial saya. Saya nggak mau menyia-nyiakan berkat lagi. Saya mulai berpikir untuk mengeluarkan uang demi kesenangan-kesenangan yang sebenarnya bisa saya dapatkan dengan hemat. Mengurangi kebiasaan ngopi, misalnya. Mengurangi kebiasaan makan di luar, dan memilih masak sendiri. Dugem, clubbing, itupun nggak sekencang dahulu, bahkan malam tahun baru ini saya memutuskan berdiam di kost saja. Banyak yang bisa saya kerjakan, untuk menebus sekian banyak waktu dan uang yang dulu saya hambur-hamburkan.
Di tahun 2013 ini, saya bersyukur teman-teman baik masih ada untuk saya. Teman-teman yang memang sudah kenal saya dari dahulu, yang nggak ngomongin saya di belakang atau menyindir-nyindir via status media. Mereka – kita, tepatnya – sudah paham bahwa lebih baik nyilet di depan daripada sok manis tapi nggerundel di belakang punggung kita. Seperti seleksi alam, jumlah teman-teman saya makin mengecil, namun hebatnya adalah Tuhan tetap mengirimkan teman-teman baru untuk memperkaya keseharian saya.
Dan berkat paling saya syukuri di antara semua yang saya terima di tahun ini, tentu saja: kehadirannya. Saya melepas status jomblo setelah 41 tahun (yeah, you got it right and I’m not ashamed of it). Saya masih suka tersenyum sendiri mengingat tiba-tiba saja dia hadir di kehidupan saya seperti saya juga hadir di kehidupannya, dan kami berjanji untuk tak pernah pergi. Good and unexpected, you.
Sembilan hari kemarin kekasih saya berkunjung ke Bali. Dia mengambil cuti untuk bersama dengan saya, meski saya nggak bisa penuh menemaninya karena saya tetap harus bekerja. Sembilan hari yang nggak akan habis-habisnya untuk diceritakan, namun saya lebih suka menikmati perasaan ini daripada mengumbarnya di sini.
All in all, 2013 adalah tahun yang membahagiakan, seperti tahun-tahun yang lalu. Saya yakin 2014 akan menjadi tahun yang lebih membahagiakan karena saya nggak lagi berjalan sendirian.
Semoga kalian juga sama bersyukurnya seperti saya. Tuhan memberkati.