Hari gini, siapa yang tidak aktif bermedia sosial? Kecil sekali persentasenya. Bagi kebanyakan kita, dunia maya atau media sosial sudah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Sedikit-sedikit, kita memerlukan update status, berbagi foto, hingga berdiskusi bahkan berdebat tentang hal yang pentingn maupun tidak penting. Tapi, sadarkah bahwa tingkah laku seseorang di dunia maya bisa menjadi cerminan kondisi mental mereka?
Beberapa ahli percaya, ada pola-pola tertentu yang bisa mengindikasikan adanya masalah mental atau gangguan jiwa pada seseorang, atau bahasa kerennya “mental disorder”, yang terlihat dari bagaimana mereka berperilaku di platform online.
Bukan berarti kita bisa langsung mendiagnosis seseorang hanya dari postingannya di media sosial, ya. Kita hanya perlu mengakui dan waspada bahwa beberapa tanda bisa menjadi petunjuk awal.
Nah, mari kita bahas lebih lanjut. Apa saja ciri-ciri tingkah laku di dunia maya yang bisa mengindikasikan adanya gangguan mental?
Table of Contents
Toggle1. Perubahan Ekstrem dalam Frekuensi Postingan
Salah satu tanda yang bisa kita perhatikan adalah frekuensi postingan yang tidak konsisten, terutama jika ada perubahan yang ekstrem. Misalnya, seseorang yang biasanya aktif di media sosial tiba-tiba menghilang dalam waktu lama, atau sebaliknya, mereka yang biasanya jarang update mendadak menjadi sangat aktif, bahkan sampai oversharing setiap detail kehidupan mereka.
Ini bisa menjadi petunjuk adanya gangguan suasana hati, seperti depresi atau bipolar disorder. Pada fase depresi, seseorang mungkin merasa tidak punya energi atau minat untuk berinteraksi di media sosial. Sebaliknya, saat mengalami fase manik dalam bipolar disorder, mereka bisa menjadi sangat energik, impulsif, dan cenderung memposting banyak hal tanpa berpikir panjang. Jadi, kalau ada teman yang tiba-tiba ‘meledak-ledak’ dengan postingan atau menghilang, mungkin ada sesuatu yang sedang terjadi.
2. Status atau Postingan yang Terlalu Negatif atau Depresif
Sering melihat teman yang selalu update status tentang hal-hal yang sedih, putus asa, atau pesimis? Bisa jadi ini adalah tanda dari depresi atau anxiety disorder. Orang yang mengalami masalah ini seringkali sulit menyembunyikan perasaan negatif mereka, bahkan di dunia maya.
Mereka mungkin lebih sering memposting tentang perasaan tidak berharga, tidak punya harapan, atau bahkan keinginan untuk menyerah. Ungkapan seperti “Aku tidak tahu bisa bertahan sampai kapan” atau “Semua ini sia-sia” bisa jadi peringatan bahwa orang tersebut sedang dalam kondisi mental yang tidak baik. Bahkan, ada juga yang secara terang-terangan menunjukkan tanda-tanda self-harm atau keinginan bunuh diri.
Tentu saja, tidak semua postingan negatif berarti mereka memiliki gangguan mental. Tetapi, jika pola ini terjadi berulang kali dan semakin sering, ini bisa menjadi sinyal bahwa mereka sedang berjuang dengan masalah yang lebih dalam.
3. Sering Memicu Konflik atau Bertengkar di Kolom Komentar
Kita mungkin pernah melihat seseorang yang selalu terlibat dalam perdebatan panas di media sosial, bahkan di topik yang sebenarnya sepele. Mereka tampak mudah marah, selalu mencari celah untuk bertengkar, atau justru sering melakukan tindakan provokatif di kolom komentar. Ini bisa jadi tanda dari gangguan kepribadian, seperti borderline personality disorder atau narcissistic personality disorder.
Orang dengan gangguan ini seringkali merasa mudah tersinggung, dan memiliki kecenderungan untuk bereaksi berlebihan. Mereka juga sulit mengendalikan emosi, dan memiliki pandangan yang hitam-putih terhadap sesuatu—mereka merasa hanya ada “benar” atau “salah” tanpa ada ruang untuk abu-abu. Nah, kalau ada teman yang sering memicu drama online, bisa jadi mereka sedang berurusan dengan masalah yang lebih dalam daripada sekadar perbedaan pendapat.
4. Oversharing atau Membagikan Hal yang Sangat Pribadi
Pernah merasa tidak nyaman melihat seseorang memposting hal-hal yang sangat pribadi di media sosial? Seperti cerita tentang masalah keluarga, konflik dengan pasangan, atau bahkan detail tentang kondisi kesehatannya yang sangat sensitif? Ini bisa menjadi tanda dari impulsivity, yang sering kali berkaitan dengan gangguan seperti ADHD atau borderline personality disorder.
Orang yang mengalami gangguan ini seringkali kesulitan mengendalikan dorongan untuk membagikan segala hal yang ada di pikiran mereka, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya. Mereka mungkin tidak sadar bahwa apa yang mereka posting bisa menimbulkan masalah di kemudian hari, atau bahkan bisa disalahgunakan oleh orang lain. Jadi, jika seseorang sering “curhat” berlebihan di dunia maya, bisa jadi itu adalah tanda bahwa mereka sedang kesulitan mengatur emosi atau dorongan mereka.
5. Mengubah Identitas atau Kepribadian secara Drastis
Seseorang yang tiba-tiba mengubah gaya bicara, cara berpakaian, atau bahkan identitas mereka di media sosial secara ekstrem dan tiba-tiba bisa jadi sedang berurusan dengan krisis identitas yang kadang berhubungan dengan gangguan seperti schizophrenia atau dissociative identity disorder. Mereka mungkin sering berganti-ganti nama akun, memposting dengan persona yang berbeda-beda, atau bahkan mengaku sebagai orang lain.
Hal ini bisa menjadi cerminan dari ketidakstabilan identitas atau disasosiasi, di mana seseorang merasa terpisah dari kenyataan atau bahkan dari diri mereka sendiri. Kalau kita punya teman yang sering mengubah identitasnya secara drastis di media sosial, itu bisa menjadi petunjuk bahwa ada hal yang tidak stabil dalam hidup mereka.
Jangan Terburu-buru Menilai
Meski beberapa tanda ini bisa menjadi indikasi adanya gangguan mental, penting untuk diingat bahwa media sosial hanyalah sebagian kecil dari kehidupan seseorang. Kita tidak bisa serta-merta mendiagnosis teman atau keluarga hanya dari apa yang mereka posting di internet.
Sebaliknya, banyak orang yang mungkin terlihat baik-baik saja di dunia maya, padahal sebenarnya mereka sedang mengalami masalah serius.
Kita dituntut untuk lebih peka dan memahami bahwa tingkah laku di dunia maya bisa menjadi cerminan kondisi mental seseorang. Jika kita merasa ada yang tidak beres dengan teman atau orang terdekat, daripada langsung menilai, cobalah untuk mendekati mereka secara pribadi dan tanyakan apakah ada yang bisa kita bantu. Karena, siapa tahu, dengan sedikit perhatian dan kepedulian, kita bisa membantu mereka keluar dari masa-masa sulit.
*****
Pada akhirnya, meskipun kita bisa melihat tanda-tanda gangguan mental melalui perilaku di dunia maya, selalu ada baiknya untuk mendekati topik ini dengan empati. Jangan langsung menghakimi atau mengambil kesimpulan terlalu cepat. Setiap orang berjuang dengan caranya masing-masing, dan kita tidak pernah tahu apa yang sebenarnya mereka alami di balik layar ponsel mereka. Jadi, yuk, kita jadi teman yang lebih peka dan peduli!