Para blogger, sebagaimana layaknya para penulis, paling tidak sekali dalam hidup pernah mengalami writer’s block. Kondisi di mana otak seakan-akan beku. Pengin nulis, tapi nggak tahu apa yang akan ditulis. Punya banyak ide, tapi setelah duduk di depan laptop dan jari-jari siap menghentakkan deretan huruf-huruf di keyboard… lalu buntu. Rasanya pengin meledak gitu, tapi ya sayang kalau otak cuma satu trus meledak gara-gara writer’s block. Lalu, gimana?
Kalau saya sih, kalau writer’s block berdatangan bersama kemalasan, ya saya tidur aja. Gitu aja kok repot.
Tapi kalau pas saya bersemangat dan penuh energi, writer’s block jadi satu tantangan untuk dikalahkan.
Banyak cara yang beredar di internet tentang bagaimana mengalahkan writer’s block, yang sumber masalah utamanya adalah: kekeringan ide.
Jadi jelas, solusinya adalah….
Table of Contents
ToggleMari kita cari ide tulisan.
Banyak artikel yang sudah ditulis para pakar maupun para blogger di seantero dunia tentang cara mencari ide tulisan. Ada yang menyajikan belasan cara, ada yang menyarankan 101 cara.
Tinggal pilih, lalu jalankan.
Kalaupun setelah dapat ide, tapi otak masih beku, jangan kuatir. Google aja “cara mengatasi writer’s block”. Dijamin pasti ada artikel yang nyangkut dan bikin kamu manggut-manggut.
Kalau saya sendiri, gimana? (Selain soal ditinggal tidur tadi ya.)
Saya biasanya blogwalking dulu. Mengunjungi blog yang keren-keren. Kalau yang abal-abal ya cukup lima detik berkunjung lalu segera klik tombol “close tab”.
Tujuannya blogwalking? Selain mengumpulkan inspirasi, juga menjaring motivasi.
Iya. Motivasi ini yang terpenting.
Setelah melihat blog para sedulur yang keren bikin ngeces, biasanya saya tertampar dan mensugesti diri sendiri: “kalau dia bisa, kenapa aku tidak?”
Lalu mulai menulis. Nggak pakai tidur. Soalnya kalau sudah termotivasi lalu nggak buruan menulis, bisa ditebak hasilnya: nggak akan ada tulisan terlahir.
Selain blogwalking, saya punya cara sendiri untuk mengumpulkan ide tulisan. Yaitu…
Mengintip keywords mesin pencari yang masuk ke blog saya.
Maksudnya?
Bagi para blogger yang menggunakan WordPress dan menginstall plugin Jetpack, kamu bisa intip keywords atau istilah-istilah yang digunakan mesin pencari dari statistik blog kamu. (Atau bagi yang demen dolanan Google Analytics ataupun Google Webmaster, pasti udah gak asing lagi dengan intip-mengintip keywords ini.)
Penampakannya kurang lebih begini:
Sekilas bisa dilihat, kata kunci apa saja yang digunakan oleh pengunjung Balepoint.com sehingga terdampar di blog yang kece ini. (Uhuk!)
Berhubung saya sering menulis tentang Uber dan Grabcar, nggak heran kalau kata kunci seputar Uber dan Grabcar mendominasi. Begitu juga dengan “buku selingkuh paulo coelho” karena saya pernah menulis ulasan tentang novel “Selingkuh” karya Paulo Coelho, dan kok ya lumayan nangkring di halaman hasil pencarian Google.
Tapi Uber, Grabcar maupun “Selingkuh”-nya Paulo Coelho, ada beberapa kata kunci lain yang nyasar. Seperti gambar di atas, kita lihat ada kata kunci “sakit hati pada bos”. Atau “mana yang lebih baik memendam perasaan atau berterus terang tapi ditolak”.
Saya juga sudah pernah menulis tentang itu, tapi nggak ada salahnya menulis lagi tentang topik yang sama dari sudut pandang berbeda. Atau mungkin, tulisan saya tentang “sakit hati pada bos” sekian tahun lalu sudah berbeda dengan pemikiran saya sekarang.
Ada banyak kata kunci yang mendamparkan para pengunjung ke blog saya ini yang saya anggap istimewa, alias saya sendiri nggak menyangka bakal ada orang yang mengetikkan kata kunci tersebut di mesin pencari Google.
Beberapa di antaranya nih:
- permainan gaprak
- ketika ada yang menawarkan bahu untuk menangis
- baju jas dirubah jadi baju biasa
- kata kata buat orang yang nggak ngerasa dikangeni
- www.perasaan kangen pd seseorg.com
- agar tidak ngedumel sendirian
- www.keluar kerja sakit hati karir tidak naik
- cinta ditolak ya sudahlah
Dan masih banyak kata kunci alias keywords yang menurut saya agak aneh. Ya, bagi saya aneh sih, mengetikkan keywords diawali dengan “www”.
Nah, mungkin satu waktu lalu saya pernah menulis tentang kegalauan, cinta ditolak, perasaan kangen, permainan gaprak dan sebangsanya itu. Atau selintas menyinggungnya dalam tulisan saya.
Nah lagi, nggak ada salahnya menjadikan kata kunci yang nyeleneh ini sebagai ide tulisan saya yang akan datang.
Ibaratnya, orang mengetikkan kata kunci di mesin pencari seperti Google itu ‘kan seperti orang yang bertanya.
Pertanyaan-pertanyaan itu mampir ke blog saya.
Nggak ada salahnya ‘kan, saya menulis sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.
Itulah maksud saya: menjadikan keywords atau kata kunci atau istilah-istilah yang digunakan mesin pencari, sebagai ide tulisan. Semakin subur ide, semakin jauh dari ancaman writer’s block.
Jadi kelak, ketika ada yang mengetikkan keywords “ketika ada yang menawarkan bahu untuk menangis”, dia bisa mampir ke Balepoint.com. Membaca tulisan saya, dan siapa tahu jadi nggak perlu bahu untuk menangis. Lha daripada nunggu ada yang nawarin bahu tapi nggak datang-datang?