Skip to content
  • Instagram
  • Facebook
Simply Minimalist

Simply Minimalist

Karena cukup adalah tidak berlebihan.

  • Home
  • Hello
    • Jasa Penulisan Artikel SEO Friendly
  • The Trips
    • Cebu Philippine Trip 2015
    • Bangkok Trip 2017
    • Ho Chi Minh Trip 2016
  • Kontak
  • KaryaKarsa
  • Toggle search form

Hati Ibarat Cermin, Masa’ Sih?

Posted on Januari 23, 2014Januari 5, 2020 By bayik Tak ada komentar pada Hati Ibarat Cermin, Masa’ Sih?
Yang sudah pernah membaca artikel ini: 362

Pernah baca kutipan tentang hati ibarat cermin? “Ambil cermin lalu jatuhkan ke lantai. Pecah? Lalu ucapkan maaf ke cermin tersebut. Apa utuh kembali? Seperti itulah hatiku.”

Woh. Gitu ya. Pernah mengangguk-angguk mengamini? Seperti saya, sampai siang tadi.

Iya, ceritanya pas lagi nyetir, kok ya keingetan kutipan ini yang rajin lalu lalang di jagad Twitter. Trus tiba-tiba kepikiran, “Lah, salah sendiri kok mau kasih hati buat dihancurin?”

Andai hati itu cermin, ya jelaslah si cermin ndak bisa nolak, mau dijatuhkan ke lantai, mau dibawa ke pantai, mau dipajang di dinding tapi nggak pernah dipakai, terserah-serah deh.

Tapi kita ‘kan bukan benda mati kayak cermin. Kita bisa bilang iya, bisa bilang nggak. Bisa menolak untuk dijatuhkan. Bisa menuntut untuk selalu dibersihkan, jangan cuma dipajang thok.

Tapi ‘kan….

Tapi ‘kan waktu itu kita nggak menyangka bakal digituin. Kita percaya dia akan menjaga dan merawat cermin itu sebaik janji manisnya.

Kalau akhirnya cermin hancur berkeping-keping, berarti kita percaya pada orang yang salah dong? Salah siapa, kita yang percaya atau dia yang menyalahgunakan kepercayaan kita? Kalau kita pada awalnya nggak percaya, nggak mungkin dia bisa menyalahgunakan to, lha wong kita percaya saja nggak.

Jadi, daripada mengiba-iba mengibaratkan hati sebagai cermin, lebih baik katakan: “Kupercayakan cermin ini padamu. Ternyata kau tega jatuhkan cermin ke lantai. Pecah? Coba, ucapkan maaf ke cermin tersebut. Apa utuh kembali? Seperti itulah hatiku.”

Setelah itu, maafkanlah dia yang menyalahgunakan kepercayaanmu, tapi jangan lupa memaafkan diri sendiri yang sudah tolol mempercayai orang yang salah. Lalu melangkah maju, upgrade hatimu agar nggak seringkih cermin, jadikan hatimu bagai baja yang seratus tombak pun mental nggak bisa melukainya.

Ya tapi ‘kan lebih dari 140 karakter mbakyu, nggak muat untuk sekali twit. Well, kultwit aja, beres toh?

Terkait

percikan

Navigasi pos

Previous Post: Mungkin Aku Takkan Pernah Tercatat Dalam Sejarah
Next Post: Semua Akan Indah Pada Waktunya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2022 Simply Minimalist.

Powered by PressBook Grid Blogs theme