Menikmati Jakarta di Akhir Pekan

 

Mau nulis yang enteng-enteng dulu (yaelah, biasanya juga nulis gak pake mikir). Selama 2017 ini, baru sekali traveling, itupun short business trip. Jadi, setiap akhir pekan boleh dibilang nongkrong di Jakarta. Eh, nggak ding, sekali dua melipir ke Bogor, karena mudah tinggal hap lompat ke kereta. Nah, ceritanya mau berbagi saja rekapitulasi kalau akhir pekan biasanya saya ngapain sih.

Caswell Coffee Ampera
Caswell’s Coffee Jl. Ampera Raya No.9

Seringnya sih ngopi-ngopi. Cari tempat ngopi yang belum pernah dicoba. Terkadang sambil bawa laptop biar nggaya gitu, terkadang cuma nongkrong sama pacar ngobrol sana-sini. Atau, nemenin pacar kerja sementara sayanya entah. Suatu pagi teman mengajak kami ke Caswell’s Coffee di Ampera. Belom pernah loh saya ke sana. Pas nyampe di sana, lumayan takjub karena ternyata bukan tempat ngopi biasa. Ada lapangan rumput luas, nggak heran kalau para pecinta anjing pada ngumpul di sana dengan membawa “anak”-nya masing-masing. Eh, maafkan karena saya lagi malas foto-foto, yang bisa saya pajang di sini ya coffee stand-nya doang. Lain kali deh, ke sana lagi biar bisa liputan lengkap!

Marace Books and Coffee Bogor
Maraca Books and Coffee – Jalan Jalak Harupat No. 9A, Babakan, Bogor Tengah

Sekali waktu ngopinya agak jauhan, di Bogor. Seorang teman merekomendasikan tempat ini, nggak jauh dari Hotel Amaris Padjajaran tempat kami menginap. Maraca Books and Coffee, seperti namanya nggak cuma nawarin kopi, tapi juga buku-buku untuk menemani kita selama nongkrong. Tersedia juga coloring books dan beberapa permainan lainnya. Tempatnya nggak bisa dibilang mungil. Ruang terbuka cukup luas. Menu yang tersedia lumayan, dari snack, kue sampai nasi bakar. Kalau kopinya boleh dibilang oke sih, cuma entah mengapa saya nggak sreg kalau kopi dihidangkan di gelas kaca. Lebih mantap kalau dihidangkan di gelas keramik, gitu.

Monarchy Bistro Bogor
Monarchy Bistro – Jalan Pajajaran Indah V No. 37, Baranangsiang, Bogor Timur, Baranangsiang

Masih di Bogor, kami menjajal Monarchy Bistro untuk makan siang bersama teman-teman. Rame banget tempat ini di jam makan siang. Menu beragam, dari asian food sampai western food. Enak deh buat nongkrong rame-rame.

Monas Jakarta
Monumen Nasional aka Monas

Bosen ngopi? Main ke Monas aja bersama sanak saudara. Sayangnya waktu itu kami pergi terlalu siang, jadi nggak sempat sampai puncak Monas meskipun sudah mengantri satu jam lebih! Tapi kunjungan kami cukup menyenangkan. Dibandingkan saat terakhir saya mengunjungi Monas tahun 2013, jauh banget perbedaannya sekarang. Mulai dari penataan kawasan, kebersihan dan sistem antrian tiketnya.

Taman Monas Jakarta
Taman di Monas yang bersih terpelihara

Saya langsung teringat Lumbini Park di Bangkok. Nggak nyangka, sekarang di Jakarta kita bisa duduk-duduk di taman yang bersih terawat. Meskipun ada saja pengunjung yang buang sampah sembarangan, tapi kebersihan Monas saat saya berkunjung jauh lebih bagus dibandingkan dulu.

Lenggang Jakarta Monas
Lenggang Jakarta di Monas

Kawasan Monas juga sudah bersih dari para pedagang, baik itu penjual makanan, cinderamata maupun tukang kopi yang dulu banyak terserak di seluruh kawasan. Pemerintah DKI benar-benar berupaya keras menata kawasan ini. Semua pedagang dikumpulkan di satu area bernama Lenggang Jakarta. Di sana ada semacam food court dan penjual souvenir. Asiknya lagi, dari Lenggang Jakarta menuju tugu, disediakan kereta wisata, gratis. Memang sih musti sabar nunggunya, kalau nggak sabar, nggak ada salahnya juga jalan kaki keliling Monas.

Kota Tua Jakarta
Fatahillah Square – Kota Tua Jakarta

Selain Monas, kawasan Kota Tua juga semakin tertata. Meskipun sempat bingung mencari parkir mobil, akhirnya kami mendapat parkir di tepi jalan kira-kira 800 meter dari Museum Fatahillah. Bayar sepuluh ribu perak. Begitu sampai ke lapangan di depan Museum Fatahillah, makin salut deh sama Pemerintah DKI sekarang. Lihat foto di atas. Jaman dulu, semua sudut lapangan itu dipenuhi dengan pedagang berbagai jenis. Dari penjual makanan, minuman, baju, souvenir, tattoo, permainan, sampai tukang ramal dan baca tarot. Sekarang, semua sudah dialokasikan ke tempat masing-masing. Pengunjung jadi makin nyaman menikmati kawasan ini.

Babi Guling Bagul Nyoman Jakarta
Babi Guling Nyoman – Mal Ambassador

Selain ngopi, jalan-jalan, saya dan pacar juga memanfaatkan akhir pekan buat wisata kuliner. Kami mendapat berita bahwa telah dibuka warung babi guling (bagul) di Mal Ambassador! Asiknyaaa! Nggak perlu jauh-jauh ke Pura Rawamangun untuk mengobati rasa kangen pada bagul (saya belum pernah ke Rawamangun juga sih). Warung Bagul Nyoman ini ada di foodcourt Food District Lantai 4 Mal Ambassador. Itu, di jembatan penghubung antara Ambas dengan ITC. Kalau masuk dari Mal Ambassador, begitu masuk langsung belok kiri dan di ujung itulah lokasi warung bagul ini. Menurut kami lumayanlah, harganya nggak mahal, porsi banyak, rasa juga not bad. Cuma kulit babi aja yang di bawah standar, kurang kering.

Nah, gitu deh “kesibukan” saya di akhir pekan secara acak. Masih banyak yang nggak terdokumentasikan sih. Semoga saja besok-besok kemalasan saya mulai menyingkir, jadi saya bakal lebih sering berbagi cerita di sini. Okesip!

Share:

Facebook
Twitter
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

On Key

Tulisan Terbaru