Balepoint

Hotel kapsul Boboliving

Pengalaman “Kos” di Boboliving Pancoran

Kos di co-living Boboliving Jakarta, memberikan pengalaman yang berbeda, dan menyenangkan!

Saya termasuk orang yang kalau sudah mantap dengan satu jenama, malas berpindah ke lain hati. Termasuk pelanggan yang loyal, gitu deh. Termasuk dalam soal menginap. Berapa kali sudah saya memilih Bobobox saat musti tinggal di Jakarta. Nah, kali ini saya hendak berbagi seputar Boboliving, produk yang diluncurkan oleh Bobobox setahun lalu.

Boboliving ini berkonsep co-living, bahasa keren untuk kos-kosan. Jadi, Boboliving ini boleh dibilang sebagai Bobobox rasa kos-kosan, gitu. Sekarang baru tersedia di Pancoran, dan untuk pemesanan bisa melalui aplikasi Bobobox.

Oya, pesan pod di Boboliving minimal tiga malam ya!

Pod yang disediakan untuk Boboliving bertipe double, sama seperti pod yang ada di Bobobox. Dilengkapi dengan lemari, AC (yang super dingin), tempat sampah. Yang membedakan dengan pod Bobobox, di Boboliving ada rak panjang di sisi bed kita, yang bisa berfungsi sebagai meja laptop ataupun buat taruh barang-barang.

Pembeda lainnya lagi adalah fasilitas bersama yang tersedia. Penghuni Boboliving bisa memanfaatkan ruang komunal sebagai tempat makan atau bekerja, atau Netflix-an sambil selonjoran di sofa.

Ada juga dapur, kulkas gede, dan water dispenser. Tapi peralatan dapurnya bawa sendiri ya!

Untuk locker juga disediakan dengan ukuran yang lebih besar dari yang ada di Bobobox.

Perihal kamar mandi, sama saja sih dengan Bobobox. Malah yang buat cewek, kamar mandinya cuma satu, plus toilet satu. Nggak tahu kalau yang untuk cowok berapa ya, saya nggak blusukan segitunya.

Perlu diingat juga, karena konsep Boboliving yang co-living alias kos-kosan ini, tidak disediakan toilet amenities termasuk juga handuk ya. Jadi kita musti bawa handuk sendiri, plus sabun, shampoo dan perangkat mandi yang lainnya.

Nggak jadi masalah sih kalau kamar mandi cuma sebiji, lha wong pod yang disediakan untuk Boboliving ini cuma 10 pod. Alias cuma 10 gelintir manusia yang bisa beruntung mendapatkan kamar di Boboliving setiap harinya.

Karena jumlah unit yang terbatas itulah, baru di awal bulan Desember ini saya bisa menginap di Boboliving. Full terus, cuy!

Awalnya saya menginap di Bobobox Pancoran. Setiap hari saya pantengin terus aplikasi Bobobox untuk mengetahui ketersediaan kamar Boboliving. Begitu tersedia, langsung deh tancap gas, booking untuk delapan malam.

Kesampaian juga deh tinggal di Boboliving.

Kesan saya? Boboliving lebih menyenangkan pastinya ketimbang Bobobox, karena ada ruang komunal yang membuat saya nggak perlu ke mana-mana untuk bekerja. Jadi rute keseharian saya simpel banget: pod – kamar mandi – ruang komunal – kamar mandi – pod dan seterusnya.

Sempat juga bercakap-cakap dengan beberapa penghuni Boboliving lainnya. Ternyata memang, kamar di Boboliving cepat habisnya.

Nah, sisi nggak enaknya gitu tuh. Bayangkan, kita sudah pesan kamar untuk satu bulan. Pas bulan depan kita mau perpanjang, bisa jadi kamar bulan depan sudah habis dipesan oleh orang lain.

Ada tuh si penghuni yang karena nggak bisa extend, akhirnya dia cari tempat tinggal dulu di luar, sampai bisa pesan kamar lagi baru dia kembali ke Boboliving.

Atau, kalau nggak mau repot, ikuti langkah mas-mas yang sudah blocking kamar buat setahun. (Entah setahun atau beberapa bulan, ya.) Intinya, kata dia, kalau mau stay untuk jangka panjang, komunikasikan saja dengan front desk agar kamar bisa diamankan.

Satu lagi yang musti dicermati: tinggal di Boboliving musti pandai mengatur ritme hidup agar tetap sehat jiwa raga. Soalnya, selama kita nggak kemana-mana dan stay di dalam pod atau mager di ruang komunal, kita nggak bakalan melihat matahari.

Tapi buat para pegawai kantoran Jakarta sih, Boboliving Pancoran ini alternatif tempat tinggal ideal. Itu pendapat saya sih ya.

Boboliving ini mendukung gaya hidup minimalis kita. Kamar dengan minim perabot membuat kita harus berpikir kalau mau menjejali kamar kita dengan barang.

Tahun depan, sepertinya saya akan kembali tinggal di Boboliving untuk jangka waktu yang lebih panjang. Praktis banget soalnya. Seharian di kantor, pulang tidur, gitu aja terus sampai tiba akhir pekan. Sabtu-Minggu baru cari hiburan jalan-jalan biar nggak suntuk di pod.

Rencana saya sih, begitu.

Saya cari foto-foto Boboliving tapi belum nemu di hape saya, atau memang saya kelupaan dokumentasi selama saya tinggal di sana. Enjoy review yang saya temukan di Youtube ini aja agar kalian mendapatkan gambaran lengkap tentang Boboliving.

BTW kalau mau menginap di hotel, pasti perlu travel pouch buat barang bawaan kita, dong? Biar ringkas dan nggak berceceran di kamar, ntar pas check-out ketinggalan lagi. Nah, coba pilih travel pouch di marketplace kesayangan saya, nih! Cekidot di Tokopedia, ya!

Share:

Facebook
Twitter
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

On Key

Tulisan Terbaru

Indonesia darurat judi online

Indonesia Darurat Judi Online!

Mengikuti perkembangan zaman, sekarang perjudian muncul muncul dalam bentuk online. Popular istilah “judol” alias “judi online”, dan banyak pihak yang resah melihat fenomena ini tegas berkata: Indonesia darurat judi online!

Teknik debat yang baik

8 Tips Teknik Debat yang Baik

Kemampuan untuk berdebat dengan baik adalah keterampilan yang sangat berharga. Dengan menggunakan teknik debat yang baik, kita dapat mempengaruhi orang lain, mempertahankan argumen, dan bahkan memenangkan debat.