Skip to content
  • Instagram
  • Facebook
Simply Minimalist

Simply Minimalist

Karena cukup adalah tidak berlebihan.

  • Home
  • Hello
    • Jasa Penulisan Artikel SEO Friendly
  • The Trips
    • Cebu Philippine Trip 2015
    • Bangkok Trip 2017
    • Ho Chi Minh Trip 2016
  • Kontak
  • KaryaKarsa
  • Toggle search form

Echo Beach, Dulu dan Kini

Posted on Mei 25, 2013September 9, 2017 By bayik Tak ada komentar pada Echo Beach, Dulu dan Kini
Yang sudah pernah membaca artikel ini: 251

 

Pertama kali saya mengunjungi Echo Beach, adalah satu pagi di tahun 2009. Begitu saja, tanpa rencana apa-apa, berangkat dijemput teman dengan niat mencari sarapan, akhirnya kami sampai di Echo Beach. Itu pakai sedikit nyasar dan perlu bantuan “Ask A Friend” agar sampai tempat tujuan.

Segar udara pagi. Sarapan cuma Indomie rebus, tapi angin pantai membuat rasanya berbeda.

Setelah itu berkali-kali saya mengunjungi Echo Beach, dengan teman-teman yang berbeda. Makan malam di Echo Beach House atau cuma minum bir, sama nikmatnya.

Minggu lalu, saya mengunjungi pantai itu lagi. Empat tahun tentu membawa banyak perubahan.

Warung nggak cuma empat biji sekarang. Bahkan Warung Eropa (warung kesukaan saya di Petitenget) juga membuka cabang di sana.

Lapangan parkir sekarang menjadi hotel besar (yang belum buka juga). Parkir sekarang berpindah ke lapangan lainnya.

Pengunjung pun sekarang beragam. Kalau dulu hanya orang-orang berkulit putih yang berkunjung ke Echo Beach, sekarang turis atau penduduk lokal mulai terlihat semakin banyak.

Duduk di bangku di warung kesukaan saya – warung yang sama dengan empat tahun silam, melihat ramai orang lalu lalang, dan sayup-sayup musik classic rock terlantun dari restoran sebelah, serta merta membuat senyum saya tersungging.

Anak-anak kecil berlarian.

Dari meja ke meja terlihat wajah-wajah sumringah, menyantap makan malam dengan wine tertuang. Beberapa pasangan terlihat mesra.

Pedagang asongan berkeliaran.

Banyak yang berubah, namun tetap terasa sama.

Ini Bali.

Terkait

percikan

Navigasi pos

Previous Post: Make It Simple, But Never Take It Easy
Next Post: Dari Diskriminasi ke Greetings Dalam Bahasa Jawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2022 Simply Minimalist.

Powered by PressBook Grid Blogs theme