Tentang tempe

Mencari Tahu Tentang Tempe

Meski sama-sama berbahan kedelai, tempe mendoan bukan tempe kedelai biasa. Dalam pembuatannya, kedelai bahan tempe mendoan ditata jarang-jarang, karena itu bentuk tempe mendoan pastilah tipis, tidak tebal seperti balok tempe kedelai biasa.

Beberapa hari lalu saya bertemu teman di bilangan Renon, Denpasar. Seketika, satu ingatan kembali menghangat. Entah sejak tahun berapa, saya jadi pelanggan satu warung kecil yang menjual bermacam-macam gorengan. Di Google Maps tercantum sebagai “Pisang Molen Renon” padahal bukan pisang molen yang membuat saya selalu ke sana.

Dan kemarin, warung itu ternyata masih ada. Segera, sepulang pertemuan, saya mampir dan membeli tempe kesukaan saya. Meskipun ukurannya makin kecil dan rasanya nggak seenak dulu, dengan harga Rp 2,000 per kepingnya, saya masih menganggap mereka adalah penjual gorengan tempe terbaik se-Bali.

Iya, tempe adalah salah satu favorit saya. Dikasih makan nasi anget plus tempe goreng pun, saya sudah bisa hidup bahagia.

Gara-gara makan tempe rasa nostalgia kemarin, saya jadi ingin menulis tentang tempe.

Ternyata, banyak macam tempe di Indonesia. Dari artikel ini, terdeteksi ada 15 macam tempe! Seketika saya merasa malu, menganggap diri sebagai pecinta tempe, tapi hanya tahu dan mencicipi seuplik saja.

Kelima belas jenis tempe tersebut adalah:

  1. Tempe Kedelai
  2. Tempe Bongkrek
  3. Tempe Gembus
  4. Tempe Koro Pedang
  5. Tempe Kecipir
  6. Tempe Kacang Hijau atau Kacang Merah
  7. Tempe Menjes
  8. Tempe Lamtoro
  9. Tempe Lupin
  10. Tempe Munggur
  11. Tempe Kara Katok
  12. Tempe Karet
  13. Tempe Bungkil
  14. Tempe Gude
  15. Tempe Daun Singkong

Hayo ngaku, dari kelimabelas tempe tersebut, berapa macam yang sudah pernah kamu coba? Untuk tahu detil tiap tempe, klik aja tautan yang saya sematkan di atas ya!

Saya sih, cuma pernah makan tempe kedelai dan tempe gembus. Tempe bongkrek, tempe menjes, tempe bungkil saya tahu keberadaannya saja tanpa pernah merasakan. Dan tempe-tempe lainnya, baru saya tahu sekarang. (Jadi, saya ini suka tahu apa tempe, kok dari tadi tahu melulu.)

Eniwei, kita fokus aja ke tempe kesukaan saya. Tempe kedelai bisa diolah menjadi bermacam masakan, digoreng telanjang (maksudnya nggak pakai tepung macam-macam) sampai ditepungi (istilah opo maneh iki).

Tempe mendoan

Yang paling saya suka adalah tempe mendoan. Saya sering berdebat dengan banyak orang dan mencoba mendudukkan mendoan pada hakikat sebenarnya. Banyak yang salah kaprah, asal tempe digoreng pake tepung, trus jadilah tempe mendoan. Ndak gitu lho sebenarnya.

Meski sama-sama berbahan kedelai, tempe mendoan bukan tempe kedelai biasa. Dalam pembuatannya, kedelai bahan tempe mendoan ditata jarang-jarang, karena itu bentuk tempe mendoan pastilah tipis, tidak tebal seperti balok tempe kedelai biasa.

Selain itu, tempe mendoan digoreng setengah matang. Namanya juga “mendo” alias setengah mateng. Ndak ada ceritanya tempe mendoan digoreng kering. Pastilah yang namanya mendoan itu sudahlah tipis, melebar, setengah matang dan seringnya berminyak-minyak.

Tempe gembus

Tempe gembus bukan berbahan kedelai, melainkan ampas tahu. Saya kurang yakin apakah tempe gembus ini punya nilai gizi, lha wong bahannya aja ampas gitu. Yang jelas, tempe gembus dimasak pedas, rasanya aduhai! Gembus ini jarang ditemui di supermarket, untungnya di Bali ada warung yang menjual tempe gembus ini meski sering kehabisan stok. Catat ya: Ayam Geprek Bu Deasy, itulah nama warungnya. Saya biasa pesan lewat Grabfood. Hestek: #bukanpromoberbayar

Tempe kemul

Gara-gara banyak anak Wonosobo di kost jaman mahasiswa dulu, saya mengenal yang namanya tempe kemul ini. Kemul = selimut. Tempe kemul terbuat dari tempe yang digoreng dengan dibalut gandum, pati/tepung singkong juga tepung beras dan biasanya ditambah daun kucai untuk pelengkap. Plus tambahan kunyit untuk pewarna kuning. Sedapnya tempe kemul ini terasa banget kalau kamu nikmati di kota asalnya, Wonosobo, karena hawa kota yang dingin merasuk jiwa serasa jadi hangat terselimuti sedapnya tempe kemu.

Lodeh tempe

Kalau yang satu ini, diperkenalkan oleh pacar saya yang suka memasak (kalau ada maunya; eh, nggak ding, memang beliau jago masak). Saya nggak tahu resep rahasia dia, tapi semacam ini deh yang namanya lodeh tempe. Kamu bisa cari juga ratusan resep lodeh tempe sudah beredar di internet.

Tempe sambal BM

Lagi-lagi ini karya pacar saya berbekal resep warisan ibu. Bumbunya biasa aja, tanpa santan, tapi kelezatannya tiada tara (tadi sudah dijelaskan bumbunya apa aja tapi saya malas mencatat dan sekarang lupa hehehe). Entah kenapa pula namanya “sambal BM”.

Burger tempe

Tahun 90an, saya punya teman kost asal Australia. Setelah masa beasiswanya habis, dia kudu pulang ke Australia dan saya spesial membuatkan burger buat dia bekal ke Jakarta naik kereta. Karena dia vegetarian, saya ganti patty burger yang biasanya dari daging, dengan tempe. Tahun segitu internet masih mahal, jadi nggak ada tempat mengadu cari tahu resep burger tempe cem mana. Saya bereksperimen berhari-hari, sampai menemukan satu cara sehingga patty tempe tampak lezat dan terasa uwenak. Kata temen saya sih gitu, enak banget, katanya.

Jangan tanya gimana resepnya, saya udah lupa. Cuma sekali doang bikin burger tempe. He he he.

Begitulah. Sekilas tentang tempe, makanan favorit saya. Kalau ada yang mau ngirimin saya tempe menjes atau cem-macem tempe yang belum pernah saya coba, silakan lho!

Oh ya, tahukah kamu bahwa “Tempe” adalah panggilan Dr Bones, karakter utama dalam film seri “Bones“? (Iya, ini sungguh satu penutup yang nggak penting. Maaf.)

Share:

Facebook
Twitter
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

On Key

Tulisan Terbaru