Balepoint

Kapan terakhir kamu tertawa?

Ternyata Sudah Lama Saya Tidak Tertawa

Kapan terakhir kamu tertawa?

Saya mulai bolong-bolong lagi menulis. Dan selalu ada alasan. Lagi capek badan, lagi capek hati. Trus pas dapat challenge hari ke-28, yang nggak menantang gini. Post five things that make you laugh out loud. Soalnya sudah lama saya nggak tertawa, apalagi tertawa terguling-guling.

Ya gimana mau ketawa, ketemu manusia saja jarang. Eh, kalau sekadar ketemu manusia sih, ketemu ya. Setiap keluar kost, kerja di coworking space, nongkrong di kopisop. Pasti ketemu manusia lah ya karena saya nggak tinggal di kota hantu.

But you know what I mean lah.

Ketemu teman udah jarang banget. Selama dua bulan lebih di Jogja ini, ketemu teman lama cuma dua kali. Itupun ngobrolnya yang serius gitu nggak pakai ketawa-tiwi.

Dengan teman kantor, hanya ketemu virtual lewat Gmeet. Terkadang ketawa-tiwi sih, apalagi kemarin pas dailies, ada yang kasih check-in questions: “Kalau bisa reinkarnasi, mau jadi apa di kehidupan selanjutnya?”

Jawaban mereka macem-macem dan bikin ngakak. Semacam pengin jadi kipas angin karena pengin aja ngerasain gimana hidup kalau godeg mulu gitu.

Atau pengin jadi ketela rambat karena pengin ngerasain gimana hidup dieeeem di tanah doang gitu.

Ya, saya rasa itu terakhir kalinya saya ketawa.

Pertanda hidup saya garing banget yak.

Belum ditambah dengan birthday blues.

Birthday depression, or the birthday blues, refers to feeling sad, apathetic, or disinterested in celebrating or thinking about your birthday.

Sebenarnya sih nggak mau mikirin, tapi ya kepikiran juga. Nggak mau sad tapi situasi lagi mendukung.

Ah, paling-paling banyak mikir karena kemarin pas weekend aja. Coba kalau weekday, nggak akan ada waktu untuk mikirin macam-macam.

Di luar dunia perkantoran, terakhir kali ketawa karena di chat salah satu kenalan baru, “Mas di Jogja toh?”

Mas lagi, mas lagi. Akhirnya saya taruh pronouns juga deh di Instagram bio saya. Biar para pemirsa tidak salah terka.

Apalagi yang bisa bikin saya ketawa ya?

Paling-paling kalau nonton tiktok atau shorts yang konyol. Tapi seingat saya jarang banget sih yang bisa bikin ketawa. Paling nyengir doang.

Masa’ harus nonton film komedi untuk bikin ketawa? Otak saya ini terkadang terlalu logis sampai segala kelucuan bisa dijelaskan dengan nalar sehingga tidak menjadi lucu lagi.

Ah, saya jadi mau tertawa nih.

Menertawakan hidup saya saja, yang lagi lucu-lucunya, sayang genre-nya dark comedy gitu.

Share:

Facebook
Twitter
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

On Key

Tulisan Terbaru

Indonesia darurat judi online

Indonesia Darurat Judi Online!

Mengikuti perkembangan zaman, sekarang perjudian muncul muncul dalam bentuk online. Popular istilah “judol” alias “judi online”, dan banyak pihak yang resah melihat fenomena ini tegas berkata: Indonesia darurat judi online!

Teknik debat yang baik

8 Tips Teknik Debat yang Baik

Kemampuan untuk berdebat dengan baik adalah keterampilan yang sangat berharga. Dengan menggunakan teknik debat yang baik, kita dapat mempengaruhi orang lain, mempertahankan argumen, dan bahkan memenangkan debat.