Tips produktivitas Elon Musk

Email Elon Musk yang Mengejutkan Orang-Orang di Tahun 2022

Apapun yang diperbuat Elon Musk, hampir selalu jadi berita menggemparkan dan bikin jadi perbincangan orang-orang.

Seperti email Elon Musk yang diberitakan sebagai “bocor”, yang berisi tips dari Elon Musk untuk meningkatkan produktivitas karyawannya.

Berbagai postingan di LinkedIn mewarnai linimasa saya, baik postingan yang berbahasa Inggris maupun yang berbahasa Indonesia.

Padahal, ketika saya tengok ke sumbernya yang tak lain tak bukan adalah cuitan di Twitter, email Elon Musk tersebut sudah beredar dari tahun 2016.

Dan itu bukan email yang “bocor”. Elon Musk sendiri sudah mencuitkan email tersebut di tahun 2016.

Anyway, tetap tidak ada salahnya untuk menyimak rekomendasi dari Elon Musk tentang produktivitas. Ada enam hal yang dia bagikan lewat email, seperti yang kalian bisa baca di tautan utas Twitter di atas.

Atau, kalau malas baca versi Inggrisnya, berikut terjemahan bebas ala saya.

6 tips produktivitas dari Elon Musk

1) Hindari meeting besar. Meeting semacam itu memboroskan waktu dan energi yang berharga: memicu perdebatan, peserta lebih cenderung menutup diri daripada membuka diri terhadap ide-ide peserta lain, tidak cukup banyak waktu bagi setiap peserta untuk berkontribusi. Tidak perlu menjadualkan meeting besar kecuali jika Anda yakin meeting itu benar-benar bermanfaat bagi semua peserta

2) Tinggalkan meeting jika Anda sudah tidak berkontribusi. Jika meeting tidak membutuhkan:

  • Masukan
  • Value Anda
  • Keputusan Anda

maka kehadiran Anda tidak ada gunanya. Meninggalkan meeting itu sopan-sopan saja. Yang tidak sopan adalah membuang-buang waktu orang lain.

3) Lupakan chain of command alias instruksi yang bertingkat. Berkomunikasilah dengan rekan kerja secara langsung. Tidak perlu lewat supervisor atau manajer. Komunikasi yang cepat menghasilkan pengambilan keputusan yang cepat. Pengambilan keputusan yang cepat = keunggulan Anda untuk memenangkan persaingan.

4) Bicara dengan jelas, tak perlu terlihat pintar. Hindari penggunaan kata yang tidak masuk akal dan jargon yang bersifat teknis. Itu hanya akan menghambat komunikasi. Pilih kata-kata yang:

  • Ringkas
  • Tidak bertele-tele
  • Mudah dimengerti

Tidak perlu terlihat pintar. Yang penting efisien.

5) Buang meeting rutin yang membuang-buang waktu semua orang. Tujuan meeting itu untuk:

  • Berkolaborasi
  • Menghadapi masalah bersama
  • Menyelesaikan masalah yang tidak bisa ditunda

Tapi begitu Anda sudah menyelesaikan satu masalah, meeting rutin tidak lagi diperlukan. Umumnya masalah dapat diselesaikan tanpa perlu meeting. Ketimbang meeting, mendingan:

  • Kirim pesan
  • Kirim email
  • Komunikasi lewat discord atau slack

Jangan menginterupsi irama kerja tim Anda.

6) Gunakan akal sehat jika peraturan perusahaan tidak:

  • Masuk akal
  • Berkontribusi pada kemajuan
  • Berlaku pada situasi yang Anda hadapi

Hindari mengikuti peraturan dengan menutup mata. Patuhi prinsip-prinsip, bukan sekadar peraturan.

Tips yang tidak sepenuhnya original

Dari enam tips di atas (beberapa artikel lawas menyebut 7 tips produktivitas ala Elon Musk), terlihat hal-hal yang sederhana, tetapi punya dampak besar jika kita aplikasikan.

Meskipun, pemikiran Elon Musk ini bukan sesuatu yang baru.

Tentang meeting besar, misalnya. Jeff Bezos terkenal dengan “two pizzas rule”. Artinya, jika dua loyang pizza tidak cukup untuk semua peserta meeting, berarti meeting itu terlalu besar. Dan tidak akan efisien.

Pengalaman pribadi

Saya sudah cukup punya pengalaman kerja di berbagai company. Ada yang sangat birokratis, ada yang menganut flat hierarchy seperti tips Elon Musk nomor 3. Saya lebih nyaman berada di perusahaan yang menerapkan flat hierarchy, yang membuat kita bisa berkomunikasi langsung dengan siapa saja (tentu saja tidak asal berkomunikasi; tetap ada adabnya).

Bagi saya, birokrasi yang berlapis-lapis itu memang menghambat pengambilan keputusan. Terlebih, jika yang bertanda tangan terakhir itu statusnya hanya formalitas.

Ini benar terjadi di sebuah startup tempat saya sempat bekerja beberapa tahun lalu. Untuk menjalankan satu tugas, staf harus mengisi formulir terlebih dulu (formulir yang dicetak ya, bukan online form seperti Google Form), lalu minta tanda tangan manajer, setelah itu minta tanda tangan founder.

Parahnya si founder ini sebenarnya tidak paham tentang tugas itu, secara teknis. Jadi dia cuma tanda tangan menegaskan kalau dia tahu timnya bekerja. (Dan untuk menegaskan bahwa dia adalah founder, tentu saja.)

Itu adalah contoh birokrasi berjenjang yang sangat merugikan.

*****

Bicara tentang Elon Musk memang tidak akan ada habisnya. Setelah kemelut di Twitter yang bisa kalian baca kronologisnya di tulisan sebelum ini, kira-kira apa lagi yang dibikin heboh oleh Elon Musk, ya?

Share:

Facebook
Twitter
LinkedIn

2 Responses

  1. Saya setuju dengan point 1 hingga 4 Mba……kalau nomor 5 saya rasa kurang relevan, nomor 6 juga tidak mudah dilakukan, apalagi ketika kita sudah terikat dengan perusahaan

  2. Terkait no 5 memang kembali ke kultur perusahaan. BTW jadi ingat, saya pernah menulis tentang meeting yang toxic, hasil bacaan buku Rework. Untuk yang no 6, setuju, tidak mudah untuk dilakukan. Jadi beruntunglah jika kita terdampar di perusahaan yang peraturannya selalu masuk akal. 🙂

    Terima kasih sudah mampir dan membaca, ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

On Key

Tulisan Terbaru