Soto Seger Mbok Giyem Asli Boyolali

Seminggu Kemarin: Hidden Tributes, Smurfs dan Kokotan

 

Ada baiknya sih saya bikin rekapitulasi seminggu kemarin ngapain. Sekedar buat pengingat aja buat diri yang makin pelupa ini. Eniwei, minggu kemarin nggak ada yang luar biasa meskipun tetap saja hari-hari tetap menyenangkan (buat saya).

Di hari kejepit antara Minggu dan libur Nyepi, saya dan pacar memutuskan menonton Hidden Figures. Berhubung yang masih tayang cuma di Plaza Senayan, saya mengejar waktu setelah meeting di Harmoni dan nebeng mobil teman sampai Tebet, lalu naik Grabbike ke Plaza Senayan. Dan saya berhasil! Setengah jam sebelum film dimulai, saya sudah tiba di Plaza Senayan.

Hidden Figures (2016)
Adegan Hidden Figures (2016) : Gambaran penghitungan manual di NASA ’60-an

Hari libur kami lewatkan dengan ngopi-ngopi bersama teman. Kali ini Blacklisted di Lippo Shopping Avenue jadi pilihan kami. Lumayan sih tempatnya, tapi kalau soal ngopi ya biasa ajalah, lidah saya sepertinya sudah kebal dan nggak bisa membedakan rasa. Pokoknya kopi dan hitam. Oya, Blacklisted menyediakan bermacam ragam menu dan termasuk macem-macem yang dikasih “salted eggs” alias telur asin. Pilihan saya untuk menemani kopi sore itu: singkong goreng salted eggs. Enak banget!

Singkong Goreng Salted Eggs
Singkong Goreng Telor Asin ala Blacklisted
Blacklisted Coffee Jakarta
Cold Drip Coffee + Ice Cappuccino

Berhubung saya dan pacar termasuk impulsif, setelah ngopi-ngopi kami malah nonton Smurfs: The Lost Village. Film yang menghibur sih, bagi saya, dan sederhana dari alur cerita dan animasinya. Namanya juga film anak-anak. Lha itu ada yang komen di IMDB kalau film ini seksis. Whatever.

smurfs the lost village
Smurfs: The Lost Village (2017)

Minggu kemarin saya mendapat pengetahuan baru. Tahu “stapler” ‘kan? Beberapa menyebutnya “staples”. Selama ini saya nggak pernah tahu bahasa Indonesia untuk “stapler”, sampai dikasih tahu sama pacar bahwa bahasa Indonesia untuk “stapler” adalah: kokot. Atau kokotan, atau pengokot. Wow. Kemana aja saya yah.

Bahasa Indonesia Stapler adalah Kokotan
Stapler alias kokotan

Hari Jumat kami kumpla-kumpla lagi, kali ini bersama teman-temannya pacar. Bicara soal pacar dan teman, aneh kalau saya mendengar kisah orang yang dibatasi pergaulannya oleh sang pacar. Atau, pacarnya nggak mau bergaul sama teman-temannya. Kalau saya sama pacar mah saik aja. Saya kenal teman dia, teman saya kenal dia. Kalau ke Bali tanpa saya pun, teman-teman saya di Bali dengan senang hati menemani pacar. Asik ‘kan?

Kami ngumpul di Pancious Pancake Senayan City Lantai 5. Baru tahu kalau di sana ada sesi diskon. Mbak pramusaji keliling resto sambil menggerincingkan bel (berisik deh) mengumandangkan promo. Malam itu spesial fried mushroom dan pasta tuna masing-masing Rp. 10.000,- saja. Namun yang namanya promo tetap ada terms & conditions ya. Nggak bisa digabung dengan promo lain, dan sudah harus ada pembelian sebelumnya. Jadi nggak bisa kita nongkrong di sana trus berharap beli promo Rp. 10.000,- per porsi. Mana es tehnya free refill lagi!

Sayangnya saya nggak foto-foto, tapi penampakan menu promo ini membuat kami terperangah. Kirain kalo promo lalu porsinya dikecilin, ternyata nggak! Jadi dengan harga Rp. 10.000,- kamu tetap akan mendapatkan porsi normal dengan rasa yang sedap.

Hari Sabtu pagi, seorang teman mengajak sarapan ke tempat favoritnya: Soto Boyolali Mbok Giyem di Jalan Raya Pasarminggu. Patokannya, di seberang Nifarro Tower. Jadi dari Kalibata cukup naik angkot M16. Seger banget deh sotonya, bening tak bersantan. Plus uba rampe seperti sate usus, sate daging yang empuk dibacem, sate paru, sate telur puyuh dan jajanan khas Jawa.

Soto Boyolali Mbok Giyem
Soto Mbok Giyem Jalan Raya Pasarminggu\Soto Seger Mbok Giyem Asli BoyolaliPenampakan Soto Seger Mbok Giyem

Dari warung soto, saya beli snack masa kecil yang sudah lama nggak saya temui: grubi. Grubi ini berbahan baku ubi jalar. Dipotong memanjang, dibumbui dengan gula jawa lalu dibentuk bundar dan digoreng. Jaman SD dulu suka banget beli ini di warung depan rumah. Penampakan yang saya beli di warung soto kemarin seperti ini.

Grubi Ubi Goreng
Jajanan masa kecil: grubi

Sabtu malam dan Minggu, nggak ngapa-ngapain deh. Browsing aja kerjaannya. Nonton film via streaming. Oya, beberapa hari terakhir saya teringat Jack Johnson, musisi dan penyanyi yang juga surfer profesional dari Amerika. Awal 2000-an, lagu-lagu Jack Johnson akrab di telinga saya, selalu menemani setiap saya menjelajah jalanan Bali. Saat sekarang ndengerin lagi, rasanya masih sama seperti dulu: adem. Dan nostaljik. Bikin inget masa-masa muda dulu hehehe. Ini salah satu lagu sukaan saya.

Begitulah hari-hari yang saya jalani seminggu kemarin. Meski hari-hari saya biasa saja dan tidak sehiphiphura yang lain, saya mah selalu bersyukur. Masih bisa hidup, bekerja, berpacaran, bermalas-malasan. Well, kira-kira minggu depan, bakal ada keseruan nggak yaaa.

Share:

Facebook
Twitter
LinkedIn

2 Responses

  1. Dari semua di atas, yang paling menarik adalah soto Seger Mbok Giyem.
    Setahu saya awalnya di Pasar Minggu ujuuung sana, dekat ke TB Simatupang, saya baru tahu malah kalau pindah ke depan Nifarro. Jadi lebih dekat 🙂

  2. Hai Kang Heri, kata temen saya, Soto Seger Mbok Giyem yang di ujung Pasar Minggu masih ada kok. Yang di seberang Nifarro ini cabang baru. Berarti beneran banyak penggemar ya soto seger ini, ampe buka cabang hehehe. Makasih ya sudah mampir di blog ini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

On Key

Tulisan Terbaru