Balepoint

Perjuangan hidup

Tentang Hal-Hal Yang Sedang Saya Perjuangkan

Hal-hal yang bagi orang lain sudah biasa tapi bagi saya, harus diperjuangkan.

Hari kedelapan 30 Days Writing Challenge, yay! Topiknya “share something you struggle with”. Hmm. “Struggle with” di sini kalau nggak salah bisa berarti memperjuangkan sesuatu, menggapai sesuatu, atau juga bergulat dengan sesuatu ya?

Eniwei, saya bikin daftar aja deh tentang hal-hal yang sedang menjadi pergulatan saya ataupun sedang saya perjuangkan.

  1. Membangun kebiasaan bangun pagi
  2. Membenahi kondisi finansial
  3. Konsisten dalam menjalankan sesuatu
  4. Bergulat dengan kesendirian (ahseek)

Banyak juga ya? Sepertinya hidup saya penuh perjuangan dan pergulatan.

Iya. Sebenarnya ada periode tenang dalam hidup saya, di mana saya seperti sudah mendapatkan semuanya.

Tapi pandemi memporakporandakan semuanya.

Saya kembali ke titik nol.

Hanya berkat pendampingan teman-teman, dan Tuhan yang menggerakkan hati mereka, saya bisa bertahan.

Yasut lah, mari kita lihat lebih detail tentang hal-hal yang menjadi perjuangan saya sekarang ini.

1. Membangun kebiasaan bangun pagi

Karena kebiasaan hidup suka-suka, jadinya saya tidak terbiasa bangun pagi. Pas kerja kantoran, bangun pagi ya sebelum jam kantor tiba, pas banget waktu yang dibutuhkan untuk mandi dan bersiap. Padahal penginnya bangun jam empat atau jam lima pagi, gitu.

Sebenarnya saya sudah sempat punya kebiasaan bangun pagi ini sih. Waktu punya misi jalan kaki sejauh 27 km itu. Untuk jalan kaki, saya harus bangun pagi. Sudah berjalan sebulan penuh, eh tiba-tiba saya harus meninggalkan Bali.

Dan hidup berpindah-pindah. Jadinya balik lagi ke kebiasaan lama, bangun tidak begitu pagi tapi juga tidak begitu siang. Yang penting cukup untuk bersiap standby depan laptop 30 menit sebelum jam kantor resmi dimulai.

2. Membenahi kondisi finansial

Saya memang tidak punya manajemen keuangan yang sehat sedari dulu. Hidup saya YOLO banget deh. You Only Live Once. Dulu saya pikir saya bakal mati muda, jadi saya menikmati hidup sepuas-puasnya tanpa mikirin masa depan.

Ternyata saya nggak mati-mati. Jadi di masa tua ini, terus terang, kondisi finansial saya tidak secerah teman-teman saya di usia serupa. Padahal ya dulu gaji saya meskipun tidak terbilang besar, tapi kalau dikelola dengan baik, minimal saya sudah punya rumah dan mobil lah.

3. Konsisten dalam menjalankan sesuatu

Salut saya sama si Ghozali Everyday ini, yang jadi miliarder karena konsistensi dia selfie setiap hari selama lima tahun. Well, sekarang lagi coba konsisten menulis sih, paling tidak dengan menulis posting ini berarti saya sudah konsisten menjalankan 30 Days Writing Challenge meski baru sampai hari kedelapan.

4. Bergulat dengan kesendirian

Hehehe. Belum bisa banyak cerita soal ini, tapi hari-hari belakangan ini kesendirian itu kembali menyapa. Mungkin karena saya sudah mulai beres-beres soal pekerjaan baru, jadi sekarang punya waktu luang untuk hal-hal yang tidak penting, seperti kesendirian itu.

Pan kapan deh saya cerita lebih banyak soal ini.

*****

Pastinya, setiap orang punya topik pergulatan yang berbeda-beda, ya.

Mungkin ada yang sedang berjuang soal sekolah atau pendidikan.

Mungkin ada yang sedang memperjuangkan agar cintanya diterima.

Atau mungkin ada yang memilih pergulatan soal kepercayaan dan kebatinan.

Mengalami sekian banyak pergulatan dan perjuangan dalam hidup saya, mulai dari hal sepele seperti cinta, sampai hal serius seperti eksistensi diri dan iman, membuat saya tidak berani cepat-cepat men-judge seseorang.

Kecuali kalau saya punya informasi tertentu tentang orang itu, nah, itu saya judgemental banget, memang.

Tapi melihat wajah-wajah baru yang saya temui setiap hari, misalnya di kopisop yang gonta-ganti saya sambangi, saya meraba-raba seperti apakah pergulatan yang mereka sandang.

Di balik setiap senyum yang terkembang, ada cerita duka apa?

Seiring dengan laju kencang kendaraan, ada perjuangan apa?

Senyampang tawa menggelegar, ada kegelisahan apa?

Saya yakin mereka semua punya cerita. Mungkin cerita manis, mungkin cerita pahit.

Mungkin mudah dipahami, mungkin sulit dimengerti.

Dan siapakah kita untuk menjadi hakim atas kisah setiap manusia?

Who am I to judge, kalau kata anak Jaksel.

*****

Belajar dari perjalanan hidup saya sendiri, dari setiap pergulatan dan kelelahan batin yang pernah saya tempuh, saya semakin paham bahwa hidup itu memang penuh perjuangan.

Ada beberapa orang yang beruntung yang tidak perlu berjuang seperti rakyat kebanyakan.

Tapi selebihnya, kita manusia biasa pasti punya kegelisahan, keinginan untuk diwujudkan, mimpi untuk diejawantahkan.

Semoga kali ini saya berhasil mengatasi pergulatan saya dalam periode hidup saya kali ini, ya!

Dan tidak cuma berhasil bertahan, tapi bisa menjadi pemenang. Ada amin, saudara-saudara?

Share:

Facebook
Twitter
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

On Key

Tulisan Terbaru

Indonesia darurat judi online

Indonesia Darurat Judi Online!

Mengikuti perkembangan zaman, sekarang perjudian muncul muncul dalam bentuk online. Popular istilah “judol” alias “judi online”, dan banyak pihak yang resah melihat fenomena ini tegas berkata: Indonesia darurat judi online!

Teknik debat yang baik

8 Tips Teknik Debat yang Baik

Kemampuan untuk berdebat dengan baik adalah keterampilan yang sangat berharga. Dengan menggunakan teknik debat yang baik, kita dapat mempengaruhi orang lain, mempertahankan argumen, dan bahkan memenangkan debat.