Zodiak Aquarius

Apakah Saya Benar-Benar Seorang Aquarius?

Kamu percaya astrologi, nggak?

Hari ketujuhbelas dalam 30 Days Writing Challenge. Post about your zodiac sign, and whether or not it fits you. Hmm. Dulu banget, saya percaya sama zodiak. Ramalan bintang adalah rubrik terfavorit saya. Nggak cuma zodiak sih, tapi ya segala kepercayaan yang kalau buat orang logik terkesan sebagai sesuatu yang tidak ada dasarnya.

Tahun-tahun belakangan, apalagi saat 8 tahun pacaran itu, pacar waktu itu suka ngetawain saya yang superstitious. Jadinya saya nggak begitu peduli lagi sama zodiak, mengurungkan niat saya belajar Tarot , meskipun kalau sama feng shui atau primbon jawa, masih suka percaya.

Eniwei, mari kita simak karakteristik zodiak saya: Aquarius.

Saya ambil dari Astrology.com. Soalnya kalau yang di Indonesia, sepertinya kagak ada yang dedicated untuk masalah astrologi.

Yang ada di media-media Indonesia itu ramalan bintang karangan bebas gitu deh.

Dan karena zodiak ini asalnya dari negara Barat (ya nggak sih?) jadi ya mending ambil sumber dari sana saja.

Keunggulan zodiak Aquarius

As a fixed sign, The Water-Bearer holds the qualities of being a sustainer, making those with Aquarius prominent in their charts great at dedicating themselves to projects, and tenaciously sticking to their social principals.

Kalau perkara dedikasi terhadap projek sih, benar sekali. Kalau saya sudah komit pada satu projek, saya akan mati-matian bekerja dan mewujudkan komitmen saya. Jadi, kalau saya terlihat ogah-ogahan, berarti hati saya nggak di projek itu alias saya tidak menaruh komitmen melainkan sekadar menjalankan kewajiban saja.

Tapi kalau dibilang “gigih berpegang pada prinsip-prinsip sosial mereka”, well, nggak yakin saya. Saya mah orangnya gampangan, tidak teguh pendirian, yang penting nyaman buat saya jadi terkadang melepaskan prinsip sosial yang saya pegang pun, tak jadi masalah kalau itu harus dilakukan.

The primary Aquarian strengths can be found in their intelligence and their ability to not be mired in subjectivity that could potentially block maintaining a fresh perspective.

Kalau ini saya setuju sih. Sudah diakui oleh guru-guru, teman, dan banyak orang di sekitar saya kalau saya ini cerdas (tapi malas).

Aquarians are known for their cleverness and dry wit, which may be surprising in spite of their cool and collected exterior.

Apa itu “cool and collected exterior”? Berpenampilan keren dan rapi? Wkwkwk. Yang kenal saya pasti tahu kalau saya sesuka hati berpenampilan. Sekarang sih sudah agak rapian sih, tapi dulu pakai baju bolong ke mal pun gak masalah buat saya.

Very often, they see the new frontier on the horizon, long before anyone else has a clue.

Menurut sumber di Astrology.com, ini berkenaan dengan sains dan teknologi. Konon banyak Aquarian yang jadi penemu. Tapi kalau buat saya, saya memang punya kebiasaan melihat jauh sebelum orang-orang paham. Kalau kata seorang teman yang pernah “membaca” saya, saya berbakat untuk tahu sebelum terjadi. Weruh sadurunging winarah.

Beberapa kejadian kebetulan cucok dengan prediksi atau omongan saya sih. Meski kadang pas ngomong itu belum kebayang kejadian sebenarnya seperti apa. Misalnya, beberapa minggu sebelum November saya sudah bilang kalau bulan November saya akan ke Jakarta urusan kerjaan. Ternyata benar, dapat kerjaan baru yang mensyaratkan tanggal 1 November saya harus ke Jakarta untuk tanda tangan kontrak.

Kelemahan zodiak Aquarius

Their strong mental capacities can lead them to be overly intellectual in life, making them seem cold, distant, or unfeeling.

Ini ada benarnya sih. Dalam banyak momen yang berhubungan dengan orang lain, termasuk dengan pacar, saya terkadang bersikap dingin. Bukan karena tak peduli, tapi karena logika saya terlalu kuat untuk menilai momen tersebut.

Berbelas tahun silam, saya makan malam bersama teman-teman yang berlibur ke Jogja. Kalau tidak salah, kami berdelapan. Di tengah makan malam, kami bersilang pendapat. Seorang tokoh utama perdebatan tersebut yang terkenal temperamental, sampai mengambil garpu dan mengancam menusukkannya ke lengan nadi.

Semua heboh, dong.

Langsung diputuskan untuk selesai makan malam dan melanjutkan pembahasan di kamar hotel.

Saat semua heboh gitu, saya berbisik ke teman di sebelah saya. “Ini pizza boleh dibungkus nggak ya?”

Iyalah, sayang, kami baru mencecap sedikit makanan, sudah harus pulang.

Atau di satu momen lain di Bali, di sebuah party di mana semua peserta sudah mabuk parah. Terjadi pertengkaran antara dua cewek. Ketika si A mendatangi B untuk menamparnya, dengan tenang tangan saya mencekal tangan A agar tamparan itu tidak sampai terjadi.

Cool, huh?

Kelihatannya keren, tapi efek sampingnya terlihat saya nggak pedulian. Padahal dalam hati berdarah-darah, atau mumet mencari jalan keluar.

Aquarians can become so “fixed” on their principles, that they hold others to higher standards than they could possibly attain. This may lead them to set many strict social boundaries and even holding grudges, possibly alienating others and isolating themselves.

Ini juga ada benarnya. Karena saya menganggap diri saya cukup mumpuni untuk menilai karakter orang lain, jatuhnya judgemental gitu.

Dan kalau sudah menjatuhkan judgement, saya sulit tergoyahkan. Padahal kalau ditanya apa alasannya, bisa jadi saya nggak bisa menjelaskan.

Misalnya beberapa tahun lalu, saat pacar demen banget muter lagu-lagu SID. Waktu itu JRX belum terkena kasus atau menyebalkan seperti belakangan ini.

Tanpa alasan, saya nggak suka saja kalau bangun pagi, telinga saya sudah dipenuhi dengan lagu-lagu SID yang mengingatkan saya pada JRX. Saya dan pacar sempat bertengkar hebat soal ini, hehehe.

Tapi akhirnya, terbukti ‘kan kalau JRX itu memang nyebelin. Meskipun itu tidak menjustifikasi alasan saya untuk tidak senang dengan karya SID sih, saya tahu. Tapi yah itulah saya.

Lastly, the Aquarian “contrarian” nature is best channeled into important and useful causes to guard against a habit of being rebellious and disruptive just for the sake of it. This can be hurtful and divisive if not well-considered.

Ini juga benar. Sifat rebel saya yang cenderung menentang tatanan (yang di mata saya tidak layak dipanuti) membuat saya kehilangan banyak kesempatan.

Kalau saya dulu menyalurkan energi kemarahan saya ke hal-hal yang positif, saya yakin saat ini saya bisa menjadi pemimpin di perusahaan unicorn seperti teman-teman seangkatan saya.

Tapi lagi-lagi, prinsip saya ‘kan hidup tanpa kalau, ya.

Jadi cukup belajar saja tanpa menyesali yang sudah terjadi.

Belakangan, meski tahun 2021 saya sempat lepas kendali, saya sudah menjadi orang yang lebih tenang.

Saya masih tetap gatal melihat sesuatu yang tidak benar terjadi.

Namun saya sudah lebih bijak untuk menyampaikan keberatan saya. Nggak seperti dulu, “blaka sutha” alias blak-blakan tanpa tedeng aling-aling yang bisa menyakiti hati orang lain.

*****

Jadi kalau dilihat dari paparan di atas, deskripsi soal zodiak Aquarius lumayan banyak yang cocok juga ya buat saya.

Tapi bisa jadi itu cocok juga buat banyak orang yang bukan Aquarius.

Lagi pula, belakangan saya berniat mendekatkan diri pada akar saya sebagai orang Jawa.

Termasuk soal karakter berdasar tanggal lahir ini. Next deh coba kita bahas apakah karakter saya cocok dengan apa yang sudah digariskan untuk orang-orang yang punya weton sama seperti saya.

Share:

Facebook
Twitter
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

On Key

Tulisan Terbaru