Ulasan: Men Without Women (Harumi Murakami, 2017)
Ulasan singkat karya Harumi Murakami, “Men Without Women”. Kamu sudah baca buku ini?
Ulasan singkat karya Harumi Murakami, “Men Without Women”. Kamu sudah baca buku ini?
Review singkat tentang coffee shop asyik di Denpasar. Tempat yang menyenangkan, dengan interior yang pas buat seorang minimalis seperti saya!
Sebuah teori mengapa orang-orang lajang susah untuk merasa tua.
Mengulik kebiasaan menulis dua orang penulis terkemuka, Harumi Murakami dan Charles Bukowski.
Morning routine alias rutinitas pagi, perlukah bagi semua orang?
Awal-awal blog ini rilis, saya sering menulis tentang minimalisme. Tapi tahun-tahun belakangan ini, terus terang saya sudah tidak begitu minimalis lagi. Banyak alasan dan cerita
Ternyata, menjadi procrastinator sama dengan menyabotase hidup saya sendiri.
Macam-macam cara memasak mie instan goreng. Kamu termasuk mazhab yang mana?
Sebuah kisah penciptaan space pen sebagai inspirasi pemecahan masalah kita.
Sebuah cerita tentang satu momen yang takkan pernah saya lupakan. Yang menjadi bagian penting dari pembentukan hidup saya.
Pelajaran mahal tentang komunikasi dengan pelanggan.
Jangan jadi orang yang anti kritik, apalagi jika kamu seorang pemimpin.
Apakah remote working bisa diberlakukan oleh setiap perusahaan? Belum tentu.
Sebuah lamunan tentang hidup sebelum pandemi. Ah, those were the days, my friend.
Sekelebatan kenangan yang tersisa tentang sebuah kota bernama Salatiga.
Cerita pengalaman pribadi saat vaksin COVID-19 pertama kali di Bali.
Work from Bali saat pandemi. Kamu berminat?
Setelah setahun didera pandemi, apa kabar Bali?
Disclaimer: Tulisan ini sebenarnya sudah siap di awal Oktober 2020, tepat ketika saya bereksperimen menjadi gelandangan bermartabat saat pandemi. Tapi karena menjaga perasaan teman-teman dan kekasih saya dan orang-orang yang sayang sama saya, akhirnya tulisan ini tertunda penayangan. Akhirnya saya terbitkan sekarang, sekadar untuk rekam jejak saja.
Sudah bertahun-tahun belakangan ini, segala sesuatu yang berbau Korea menyerbu kehidupan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Mulai dari makanan, fashion, film, musik, dan tentu saja semuanya diiringi dengan naiknya kebutuhan untuk bisa belajar bahasa Korea.